Jadi ibu muda dengan segudang aktivitas itu sekarang jadi life goals. Namun kenyataannya tidak semuanya serba indah. Kalau sudah jadi ibu-ibu, yang bakalan membuat saya risau adalah biaya yang harus dikeluarkan jika anak sakit.
Biasanya kalau sakitnya masih tergolong ringan, saya tidak membawa anak-anak ke dokter. Pikiran saya, nanti juga sembuh sendiri. Namun, semenjak anak pertama saya Tian terkena infeksi telinga yang tak kunjung sembuh (sempat berulang selama 1 tahun lebih), sekarang saya jadi lebih concern urusan sakitnya anak-anak. Saya sempat berkonsultasi baik dengan dokter spesialis anak, maupun dokter THT yang menangani Tian, bahwa penyebab infeksi berulang salah satunya karena saya sebagai orang tua kurang peka dan membiarkan Tian terkena flu berkepanjangan tanpa diobati.
Penyebab flu pada anak ini beragam, mulai dari tertular virus di sekolah, sampai berawal dari kebersihan udara di rumah yang kurang. Wah, kalau anaknya sudah sekolah dan rumah kurang bersih, jadi double dong penyebab sakit penyakit yang menghabiskan biaya ini? Ehmmm, iya sih. Jadi salah satu yang perlu diperhatikan adalah kebersihan udara.
Pedihnya, ke dokter anak ini mahal banget, seharga mainan di mall yang mereka suka, tapi mau nggak mau kalau sakit ya ke dokter. Tak kurang dari belasan juta sudah habis untuk biaya Tian berobat infeksi telinga sejak umur 3 tahunan, dan baru sembuh saat usia 4 tahun. Itupun dengan catatan tidak boleh terkena flu, pilek, batuk, dan jika terserang maka harus secepatnya diobati supaya nggak infeksi. Sedihnya, dengan riwayat infeksi ini untuk sekedar berenang saja tidak bisa langsung nyebur, harus dalam kondisi badan yang super fit dan sehat. Apalagi makan es krim.
Buat saya sih bukan masalah biaya pengobatan yang mahal, namun tindakan ke depannya supaya infeksi ini tidak terulang kembali.
Selain Tian punya riwayat infeksi telinga, saya sendiri matanya sensitif sama angin, apalagi yang berdebu. Jadi sehari-hari saya pakai soflens hanya di dalam ruangan, terkadang jika duduk di bawah AC saya menggunakan kacamata supaya menghalangi udara berdebu masuk ke mata.
Yang ketiga, masalah dengan udara kotor juga dialami oleh suami saya yang alergi dengan debu, dan segala bentuk kain berbulu, termasuk kain sofa yang berbulu. Memang bukan alergi hebat, tapi tetap saja mengganggu ketika kami sedang asik nonton teve kalau alerginya mulai menyerang, membuat mata beliau berair, dan bersin-bersin.
Jadi secara garis besar kami memiliki 3 hal yang berkaitan dengan kebutuhan udara bersih:
1. Tian punya riwayat infeksi telinga (dan sempat diminta test alergi)
2. Saya punya mata sensitif debu
3. Suami alergi debu dan bulu kain
Hal tersebut tidak bisa dianggap remeh, sehingga kebutuhan kami akan udara yang lebih bersih itu mutlak. Terlebih anak-anak sudah sekolah sehingga rentan tertular penyakit dari teman-temannya.
Browsing ke sana kemari, penggunaan AC saja tidak cukup, harus menggunakan penjernih udara yang lebih optimal. Bicara soal penjernih udara, di pasaran sendiri terdapat banyak merk dan kegunaan, harganya juga beragam, mulai dari yang seharga AC, sampai yang harganya 2x lipat AC juga ada.
Sebelum saya masuk ke review air purifier yang akhirnya saya coba, saya mau berbagi insight khususnya buat yang baru mau membeli air purifier.
1. Kenali jenis
Di pasaran terdapat banyak jenis air purifier, ada yang menggunakan HEPA filter (setau saya ini buat sedot tungau kalau di vacuum cleaner), ionizer yang berfungsi melepaskan ion untuk kesehatan, ada juga yang dilengkapi dengan perangkap alergen (penyebab alergi).
Buat saya pribadi, karena fokus saya adalah kepada virus, bakteri, dan alergen, maka saya menitikberatkan pencarian pada pembersih udara yang memiliki fungsi tersebut.
2. Kapasitas ruangan
Jujur saja, buat saya harga bukan masalah dalam memilih unit mesin yang memiliki kapasitas besar. Berkaca dari pengalaman "membiarkan" anak sakit berkepanjangan hingga terserang infeksi, sebaiknya jangan membeli yang kapasitas ruangannya terlalu kecil, jika memang ruangan di rumah besar. Sebagai catatan, saat ini ruangan rumah saya seluar 68 meter persegi.
3. Daya listrik
Buat saya kalau ketemu air purifier dengan ketentuan no 1 dan 2 seperti di atas, daya listrik yang hemat merupakan bonus. Syukur-syukur kalau bisa dilengkapi dengan sleep mode supaya pada saat tidur masih dapat beroperasi.
Setelah browsing sana sini, dan melihat-lihat, saya memutuskan untuk mencoba Air Purifier dari Panasonic F-PXM55A. Di webnya diklaim bahwa seri ini lebih dari sekedar udara bersih karena bisa menjaga kesehatan dan kelembaban kulit. Produk ini juga termasuk baru rilis di akhir 2016, biasanya produk baru memiliki fitur yang lebih canggih dibandingkan keluaran yang sebelumnya.
Pertama kali melihat kemasannya, yang terpikir adalah gede! Ya iyalah, ini bukan kayak beli lipstik yang bisa ditenteng ke mana-mana, namun buat saya malah semakin gede semakin bagus, harusnya kuat dan kokoh. Karena nantinya unit Panasonic ini kan akan bekerja keras membersihkan udara di apartemen. Eh walaupun kelihatannya besar, tapi modelnya keren dan nggak bulky sama sekali. Bahkan mudah ditaruh di mana saja, dekat dinding juga tidak masalah, karena sistem penyedotnya kan ada di depan sehingga walaupun alatnya ditempelkan ke dinding juga bisa tetap bekerja. Nah, yang punya anak banyak seperti saya, bakalan cocok banget karena alat ini bekerja dengan menghisap jarak 30 cm dari lubang filternya, sehingga daya bersihnya juga lebih maksimal.
Fitur
Sejujurnya saya sendiri masih agak awam dengan fitur yang ada di Air Purifier Panasonic F-PXM55A ini. Saya orangnya sih yang penting nyala, dan pakai mode auto. Nah, tapi setelah mencoba beberapa lama, ternyata alat ini punya banyak kecanggihan. Yang saya suka, Panasonic ini punya mode high, medium, dan low, di mana setiap mode ini berbeda watt yang dipergunakan, sehingga bisa disesuaikan kebutuhannya.
Selain dayanya bisa diatur, filternya juga sudah menggunakan HEPA Composite & Deodorizing Filter dengan life time 10 tahun. Jadi jatuhnya murah banget menggunakan alat ini untuk berhemat kesehatan keluarga, dibandingkan tiap bulan bolak-balik ke dokter.
Satu lagi fitur yang tidak kalah penting adalah tersedia child lock sehingga pada saat menyala tidak khawatir diutak-atik sama anak-anak.
Fitur yang lainnya adalah Hybrid Dust Filter yang bisa diatur, jika disetel high maka bisa sampai menangkap super alergen, dan yang silent untuk membersihkan udara dari bakteri. Alergen dan bakteri ini biasanya jadi penyebab utama flu dan penyakit alergi lainnya.
Secara lengkapnya spesifikasinya bisa dilihat pada foto berikut:
Hasil
Penting diketahui, bahwa air purifier ini bukan AC, jadi tidak mendinginkan ya. Nah, hasilnya bagaimana?
Kalau di apartemen saya karena ruangannya lebih besar dari kapasitas mesin yang 42 meter persegi, maka saya menggunakannya per kamar selama kurang lebih sehari semalam, dan digunakan bergantian, supaya hasilnya lebih optimal. Sekilas, perbedaan yang kami alami bukan dari sisi kasat mata, namun pada saat malam tidur jadi lebih enak, dan bangun pagi (jika ruangan kotor) bebas dari acara bersin-bersin dan mata berair.
Apalagi sekarang musim liburan dan ART sebagian pulang, buat saya kerjaan banget kalau salah satu dari si kecil sakit pasti jadi lebih repot. Spending buat gadget yang membantu seperti ini malah bikin hidup saya jadi lebih enak.
Kesimpulannya, dibandingkan bolak-balik ke dokter cuman gara-gara flu, saya lebih memilih berinvestasi di gadget yang bisa membantu saya berhemat. Berhemat seberapa banyak sih untuk ke dokter anak itu? Biar nggak penasaran di sini saya jabarkan angkanya.
Sekali pergi ke dokter anak: Rp 250.000 x 2 anak = Rp 500.000
Obat sekalo tebus 100-200ribu, jika dua anak ya sekita 300.000.
Jadi sekali jalan ke dokter anak, minimal sudah siap 1 jutaan, makanya saya bilang dengan harga 5 jutaan (Best Denki price) alat ini sebetulnya tidak mahal, apalagi buat ibu-ibu yang tinggal di ibukota di mana harga dokter anak dan obat-obatan selangit.
Dalam setahun jika pergi ke dokter saja 8 kali, sudah melebihi harga unit Panasonic ini. Makanya kenapa membeli alat ini saya berani bilang bisa berhemat banyak sekali, khususnya yang punya anak kecil, debu dan alergen penyebab flu sama sekali nggak bisa dianggap remeh.
Yang saya suka:
1. Menghilangkau bau
2. Tidur malam jadi lebih enak
3. Tidak perlu sering panggil tukang cuci kasur (karena kasur tidak bisa dijemur di apartemen)
4. Bisa jalan mode auto
5. Ada child lock
Semoga review ini bermanfaat ya!
Penyebab flu pada anak ini beragam, mulai dari tertular virus di sekolah, sampai berawal dari kebersihan udara di rumah yang kurang. Wah, kalau anaknya sudah sekolah dan rumah kurang bersih, jadi double dong penyebab sakit penyakit yang menghabiskan biaya ini? Ehmmm, iya sih. Jadi salah satu yang perlu diperhatikan adalah kebersihan udara.
Tian sakit dari umur 3 hingga 4 tahun, berkali-kali ke dokter THT dan minum banyak antibiotik.
Pedihnya, ke dokter anak ini mahal banget, seharga mainan di mall yang mereka suka, tapi mau nggak mau kalau sakit ya ke dokter. Tak kurang dari belasan juta sudah habis untuk biaya Tian berobat infeksi telinga sejak umur 3 tahunan, dan baru sembuh saat usia 4 tahun. Itupun dengan catatan tidak boleh terkena flu, pilek, batuk, dan jika terserang maka harus secepatnya diobati supaya nggak infeksi. Sedihnya, dengan riwayat infeksi ini untuk sekedar berenang saja tidak bisa langsung nyebur, harus dalam kondisi badan yang super fit dan sehat. Apalagi makan es krim.
Buat saya sih bukan masalah biaya pengobatan yang mahal, namun tindakan ke depannya supaya infeksi ini tidak terulang kembali.
Selain Tian punya riwayat infeksi telinga, saya sendiri matanya sensitif sama angin, apalagi yang berdebu. Jadi sehari-hari saya pakai soflens hanya di dalam ruangan, terkadang jika duduk di bawah AC saya menggunakan kacamata supaya menghalangi udara berdebu masuk ke mata.
Yang ketiga, masalah dengan udara kotor juga dialami oleh suami saya yang alergi dengan debu, dan segala bentuk kain berbulu, termasuk kain sofa yang berbulu. Memang bukan alergi hebat, tapi tetap saja mengganggu ketika kami sedang asik nonton teve kalau alerginya mulai menyerang, membuat mata beliau berair, dan bersin-bersin.
Jadi secara garis besar kami memiliki 3 hal yang berkaitan dengan kebutuhan udara bersih:
1. Tian punya riwayat infeksi telinga (dan sempat diminta test alergi)
2. Saya punya mata sensitif debu
3. Suami alergi debu dan bulu kain
Hal tersebut tidak bisa dianggap remeh, sehingga kebutuhan kami akan udara yang lebih bersih itu mutlak. Terlebih anak-anak sudah sekolah sehingga rentan tertular penyakit dari teman-temannya.
Browsing ke sana kemari, penggunaan AC saja tidak cukup, harus menggunakan penjernih udara yang lebih optimal. Bicara soal penjernih udara, di pasaran sendiri terdapat banyak merk dan kegunaan, harganya juga beragam, mulai dari yang seharga AC, sampai yang harganya 2x lipat AC juga ada.
Sebelum saya masuk ke review air purifier yang akhirnya saya coba, saya mau berbagi insight khususnya buat yang baru mau membeli air purifier.
1. Kenali jenis
Di pasaran terdapat banyak jenis air purifier, ada yang menggunakan HEPA filter (setau saya ini buat sedot tungau kalau di vacuum cleaner), ionizer yang berfungsi melepaskan ion untuk kesehatan, ada juga yang dilengkapi dengan perangkap alergen (penyebab alergi).
Buat saya pribadi, karena fokus saya adalah kepada virus, bakteri, dan alergen, maka saya menitikberatkan pencarian pada pembersih udara yang memiliki fungsi tersebut.
2. Kapasitas ruangan
Jujur saja, buat saya harga bukan masalah dalam memilih unit mesin yang memiliki kapasitas besar. Berkaca dari pengalaman "membiarkan" anak sakit berkepanjangan hingga terserang infeksi, sebaiknya jangan membeli yang kapasitas ruangannya terlalu kecil, jika memang ruangan di rumah besar. Sebagai catatan, saat ini ruangan rumah saya seluar 68 meter persegi.
3. Daya listrik
Buat saya kalau ketemu air purifier dengan ketentuan no 1 dan 2 seperti di atas, daya listrik yang hemat merupakan bonus. Syukur-syukur kalau bisa dilengkapi dengan sleep mode supaya pada saat tidur masih dapat beroperasi.
Setelah browsing sana sini, dan melihat-lihat, saya memutuskan untuk mencoba Air Purifier dari Panasonic F-PXM55A. Di webnya diklaim bahwa seri ini lebih dari sekedar udara bersih karena bisa menjaga kesehatan dan kelembaban kulit. Produk ini juga termasuk baru rilis di akhir 2016, biasanya produk baru memiliki fitur yang lebih canggih dibandingkan keluaran yang sebelumnya.
Pertama kali melihat kemasannya, yang terpikir adalah gede! Ya iyalah, ini bukan kayak beli lipstik yang bisa ditenteng ke mana-mana, namun buat saya malah semakin gede semakin bagus, harusnya kuat dan kokoh. Karena nantinya unit Panasonic ini kan akan bekerja keras membersihkan udara di apartemen. Eh walaupun kelihatannya besar, tapi modelnya keren dan nggak bulky sama sekali. Bahkan mudah ditaruh di mana saja, dekat dinding juga tidak masalah, karena sistem penyedotnya kan ada di depan sehingga walaupun alatnya ditempelkan ke dinding juga bisa tetap bekerja. Nah, yang punya anak banyak seperti saya, bakalan cocok banget karena alat ini bekerja dengan menghisap jarak 30 cm dari lubang filternya, sehingga daya bersihnya juga lebih maksimal.
Fitur
Sejujurnya saya sendiri masih agak awam dengan fitur yang ada di Air Purifier Panasonic F-PXM55A ini. Saya orangnya sih yang penting nyala, dan pakai mode auto. Nah, tapi setelah mencoba beberapa lama, ternyata alat ini punya banyak kecanggihan. Yang saya suka, Panasonic ini punya mode high, medium, dan low, di mana setiap mode ini berbeda watt yang dipergunakan, sehingga bisa disesuaikan kebutuhannya.
Air Purifier Panasonic ini mudah diletakkan di ruangan, tidak makan tempat
Selain dayanya bisa diatur, filternya juga sudah menggunakan HEPA Composite & Deodorizing Filter dengan life time 10 tahun. Jadi jatuhnya murah banget menggunakan alat ini untuk berhemat kesehatan keluarga, dibandingkan tiap bulan bolak-balik ke dokter.
FITUR PALING PENTING BUAT SAYA: MEMBUNUH VIRUS DAN BAKTERI
PENYEDOTAN UDARA DARI DEPAN SEHINGGA BISA DILEKATKAN KE DINDING
Produk Panasonic Air Purifier ini memiliki mode Econavi, yang mana sangat direkomendasikan untuk digunakan karena sistemnya yang Eco Friendly. Ketika mode Econavi digunakan, produk akan mengaktifkan sensor untuk menyesuaikan energi yang dihasilkan, seperti:
- Human Sensor: sensor yang dapat mendeteksi keberadaan manusia dalam suatu ruangan.
- Humidity Sensor: sensor yang dapat mendeteksi kelembapan udara pada suatu ruangan.
- Light Sensor: sensor yang dapat mendeteksi cahaya di dalam suatu ruangan.
Dengan kata lain, produk ini bisa jalan di mode auto menyesuaikan kebutuhan di satu ruangan.
Teknologi Nanoe: Ion pelembab, yang ngga hanya membersihkan udara juga ke kulit bikin bagus. Jadi ini lebih bagus dari ion negatif.
Satu lagi fitur yang tidak kalah penting adalah tersedia child lock sehingga pada saat menyala tidak khawatir diutak-atik sama anak-anak.
Fitur yang lainnya adalah Hybrid Dust Filter yang bisa diatur, jika disetel high maka bisa sampai menangkap super alergen, dan yang silent untuk membersihkan udara dari bakteri. Alergen dan bakteri ini biasanya jadi penyebab utama flu dan penyakit alergi lainnya.
Secara lengkapnya spesifikasinya bisa dilihat pada foto berikut:
Hasil
Penting diketahui, bahwa air purifier ini bukan AC, jadi tidak mendinginkan ya. Nah, hasilnya bagaimana?
Kalau di apartemen saya karena ruangannya lebih besar dari kapasitas mesin yang 42 meter persegi, maka saya menggunakannya per kamar selama kurang lebih sehari semalam, dan digunakan bergantian, supaya hasilnya lebih optimal. Sekilas, perbedaan yang kami alami bukan dari sisi kasat mata, namun pada saat malam tidur jadi lebih enak, dan bangun pagi (jika ruangan kotor) bebas dari acara bersin-bersin dan mata berair.
Apalagi sekarang musim liburan dan ART sebagian pulang, buat saya kerjaan banget kalau salah satu dari si kecil sakit pasti jadi lebih repot. Spending buat gadget yang membantu seperti ini malah bikin hidup saya jadi lebih enak.
Kesimpulannya, dibandingkan bolak-balik ke dokter cuman gara-gara flu, saya lebih memilih berinvestasi di gadget yang bisa membantu saya berhemat. Berhemat seberapa banyak sih untuk ke dokter anak itu? Biar nggak penasaran di sini saya jabarkan angkanya.
Sekali pergi ke dokter anak: Rp 250.000 x 2 anak = Rp 500.000
Obat sekalo tebus 100-200ribu, jika dua anak ya sekita 300.000.
Jadi sekali jalan ke dokter anak, minimal sudah siap 1 jutaan, makanya saya bilang dengan harga 5 jutaan (Best Denki price) alat ini sebetulnya tidak mahal, apalagi buat ibu-ibu yang tinggal di ibukota di mana harga dokter anak dan obat-obatan selangit.
Dalam setahun jika pergi ke dokter saja 8 kali, sudah melebihi harga unit Panasonic ini. Makanya kenapa membeli alat ini saya berani bilang bisa berhemat banyak sekali, khususnya yang punya anak kecil, debu dan alergen penyebab flu sama sekali nggak bisa dianggap remeh.
Yang saya suka:
1. Menghilangkau bau
2. Tidur malam jadi lebih enak
3. Tidak perlu sering panggil tukang cuci kasur (karena kasur tidak bisa dijemur di apartemen)
4. Bisa jalan mode auto
5. Ada child lock
Semoga review ini bermanfaat ya!
See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too
Sedih kalau anak2 disuruh minum obat, apalagi antibiotik.
ReplyDeletebanget, mana minumnya berulang-ulang lagi. dosisnya udah kayak orang dewasa
DeleteTernyata kalau gak cepet ditangani, sakit yang kita anggap sepele bisa menyebabkan infeksi ya mbak, apalagi bagi anak-anak yang notabene rentan dengan kondisi disekitarnya. Hmmm perlu lebih hati-hati dalam menentukan sebuah keputusan.
ReplyDeleteiya infeksi telinga itu bisa kena otak kalo dibiarkan jadinya sangat concern mengenai kebersihan ini
DeleteNah iya bener. Kalau ada anak2 apapun kudu ada child lock nya. Bikin kita tenang pada saat menyala karena tidak khawatir diutak-atik sama anak-anak.
ReplyDeleteSemoga anak2 dan keluarga sehat selalu ya
bergunak banget child locknya karena kalo dipencet-pencet nanti pas lagi nyala malah mati deh
DeleteSemoga kita dan keluarga selalu sehat yah karena kalau lihat anak sakit tuh kita yang nangis dan sedih sendiri
ReplyDeletebener mbak, sedih banget kalo anak sakit
DeleteAlatnya bermanfaat bgt, kupikir awalnya nih alat kayak AC bisa mendinginkan...
ReplyDeleteenggak dingin ini hehe
Deletesaya lagi nyari - nyari referensi nih buat air purifier karena emang saya juga punya alergi, makasih nih bisa jadi rekomendasi
ReplyDeletekalo saya skrg lebih ke arah pencegahan, biar ga sakit2
DeleteUdara dan lingkungan kita yang disergap polusi dari mana2 memang butuh banget air purifier begini ya mba. Bagus ya mba ada setel otomatisnya jadi ga susah kalau lagi ribet
ReplyDeleteiya kalo lagi butuh bisa disetel kenceng
DeleteYa Allah... moga sehat seallu ya Tian... Nggak kebayang anak kecil nggak boleh sakit flu dan batuk sekalipun. Soalnya anak-anak kan gampang banget kena. Apalagi kalau sekolah yang zaman sekarang di tiap kelasnya selalu pakai AC. Satu batpil, muter satu kelas bisa kena semua :(
ReplyDeleteiya saya juga puyeng dibilang ga boleh batuk pilek gimana, namanya juga bisa ketularan
Deletewah baru tau aku ada air purifier sebesar itu.. semoga Tian sehat selalu ya, gak muncul lagi infeksi telinga nya.. kalau Zaki dulu juga pernah tuh satu kali ke THT, tapi karena alergi.. parah! telinga nya sampai pada merah2 keluar cairan bening.. disitu mamak nya mewek terus liat anaknya sakit kayak gitu huhuhu..
ReplyDeleteWah. Panasonic juga mengeluarkan produk air purifier juga ya? Baru tahu juga sih. Hahaha...
ReplyDeleteSebab saya gunakan produk sejenis (merek lain). Jalan hampir 5 tahun.
Kalo mo beli lagi. Pingin jajal juga produk Panasonic deh.
Salam
@nuzululpunya
Kasihan yah mbak kalau anak-anak kena penyakit dan itu kelalaian dari orang dewasa nya yang kurang bisa telaten memilih alat rumah tangga yang bagus.
ReplyDeleteTernyata gara2 flu yang berkepanjangan dan sering kita anggap enteng berdampak fatal juga ya Mba buat anak2, noted buat saya niy supaya lebih aware sama kesehatan anak2.
ReplyDeletePenting niy Mba kalau ada lock childnya, bisa jadi referensi niy buat punya 1 dirumah.
Ooh Air Purifier ini untuk membersihkan udara toh, saya kira semacam AC selama ini untuk mendinginkan ruangan Mba *kudet deh saya hehehe
ReplyDeleteSemoga Mba Innova sekeluarga semakin sehat setelah menggunakan air purifier ini ya Mba. Aamiin...
wah iya ya, kalau dihitung uang ke dokter dibanding beli air purifier ini langsung terasa ya lebih baik invest di Panasonic Air Purifier demi kualitas udara yg lbh baik
ReplyDeleteWah sedih ya kalau anak2 sakit.
ReplyDeleteSemoga dengan adanya air purifier ini gak lagi sakit2 ya anak2.
Canggih ya alatnya, safety jg krn ada pengunci biar gak dimainin anak2. TFS infonya.
ada ya Air Purifier, kalau saya memang suka bersin kalau debu. si kecil alergi kulit, suka gatal kalau udara ngk bersih dan panas. semoga bisa punya suatu saat nanti, jadi mengurangi budget berobat ya..udah lagi enakan sehat daripada sakit nih
ReplyDeleteAir kan kebutuhan utama badan kita ya, jadi memang kita harus pastikan kalau air yang masuk adalah air yang sehat
ReplyDeleteKupikir semacam AC ternyata penyaring udara agar bersih..
ReplyDeleteAnak2 emang rentan terhadap penyakit..jangan sampai terinfeksi gara2 udara kotor..
Semoga anak2 sehat selalu ya mba...
Menjaga kondisi tetap bersih dirumah pasti ngebantu anak anak terhindar dari virus flu dan penyakit dari kuman yangvterswbar diudara. Ibu ngga perlu was was lagi saat musim sakit begini. Semua aman sih ya
ReplyDeleteAir purifier emang bisa dibilang wajib di punya ya mbak. Karena polutan akhir-akhir ini bikin worry banget.
ReplyDeleteAku nggak punya air purifier. Baca ulasannya jadi ingin beli mbak. Asyik nih bisa mengurangi bau di ruangan. Secara kalau kamar pengap kan agak bau ya. Pake ini pasti lebih nyaman.
ReplyDelete