Sewa Baju Ibu dan Anak Murah di Rentique




Berada di rumah rasanya tidak menyurutkan niat saya untuk tetap foto-fotoan, khususnya buat stok foto di media sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, apalagi kondisi lockdown khususnya, saya hampir tidak pernah keluar rumah. Ke mall? Sama sekali tidak terpikirkan.

Di tengah kondisi "tidak punya baju", saya kenalan dengan jasa penyedia sewa baju yang harganya murah, yaitu Rentique.

Jaman dulu, sewaan baju itu identik dengan baju kebaya, dan kostum karnaval, serta biasanya kondisi baju yang disewakan sudah nggak asik. Nah, Rentique ini beda, jauh beda karena yang disewakan itu pakaian berbagai occasion, nggak hanya baju pesta dan baju kerja, bahkan yang tematik kayak baju cheongsam pun ada (ini seneng banget loh saya karena bisa buat imlek, secara baju cheongsam tuh yang bagus harganya mahal sangat!)

Rentique sendiri didirikan pada bulan Februari 2019, merupakan lokal startup yang berbasis aplikasi (available di android dan iOS), di mana service Rentique dapat digunakan di 22 kota di Indonesia: JABODETABEK, Bandung, Surabaya, Malang, Jogja, Semarang, Medan, Palembang.

Memang, sewa baju ini tadinya nggak masuk dalam list budget saya, karena saya mengira mahal. Ternyata setelah dihitung-hitung malah jauh lebih murah, dan juga ada beberapa alasan saya merekomendasikan Rentique ini:

1. Sewa di Rentique itu mudah

Semakin berumur, saya semakin anti keribetan. Ribet yang saya maksud itu adalah suatu barang dan jasa yang harganya murah tapi banyak syarat dan ketentuan berlaku. Apalagi saat ini sebagai full-time ibu rumah tangga dan sekaligus bekerja di rumah, rasa-rasanya saya nggak ada waktu untuk mengulik barang dan jasa yang syarat dan ketentuannya harus dibaca dulu. Di Rentique ini sewa bajunya mudah, dan tidak ribet. Jadi harga yang tertampil di aplikasi itu sudah termasuk biaya sewa (tentu saja), biaya antar dan ambil balik, serta biaya laundry.



2. Mendukung startup lokal

Ini alasan klasik tapi berarti buat saya. Memang Rentique bukan yang pertama, namun buat saya mendukung platform lokal ini ya dimulai dari saya sendiri. Kalau bukan kita yang mendukungnya, masak nunggu dicaplok dan berkembang di luar negeri?

3. Tersedia juga selain di Jabodetabek

Jakarta lagi, Jakarta lagi. Kadang kalau saya posting sesuatu, saudara saya yang tinggal jauh-jauh suka nanya kenapa barang dan jasa yang bagus-bagus adanya cuman di Jakarta? Fyi, service Rentique dapat digunakan di 22 kota di Indonesia: JABODETABEK, Bandung, Surabaya, Malang, Jogja, Semarang, Medan, Palembang dll. Jadi yang tinggal di luar Jakarta juga kebagian.                                                                                

4. Bedaaaaaa banget ternyata.....

Saya ini sangat jarang beli baju, apalagi yang harganya di atas 200 ribu. Bukannya pelit, tapi memang saya jarang pakai sehingga baju-baju saya ya itu-itu saja dan memang saya sendiri senang menggunakan item fashion berulang kali. Sayangnya baju yang harganya "murah" itu cepat rusak, apalagi jika pencuciannya tidak benar.

Nanti pas sewa kira dikirimi tasnya seperti ini

Dress yang saya sewa, bahannya halus, jahitan rapi, dan tidak tembus pandang

Begitu pula dengan dress anak



Pas datang dress dari Rentique ini, beda banget ya baju desainer dengan baju yang dijual di pasaran. Baju desainer ini lebih presisi jahitannya, cuttingnyaa juga pas, dan nggak aneh dipakai, sizenya pas tidak kedodoran maupun terlalu ketat.






Serta, baju dari Rentique ini bahannya tebal dalam artian tidak menerawang sehingga saya tidak perlu underwear tambahan lagi. Satu lagi bajunya walaupun saya tidak pakai korset juga tetap jatuhnya bagus dan tidak membuat saya kelihatan besar di foto. FYI, selama di rumah saja berat saya naik lumayan banyak sampai ke 60 kg dari yang biasanya 55-58 kg. Oh iya Rentique juga lengkap sizenya mulai XS sampai 3L ada, tinggal cek saja di aplikasi.

Demikian pula dengan baju anak, baju seharga 1.399.000 dari Juniper Coco yang dipakai Hannah ini kainnya terasa halus, kokoh, dan tidak "loyo". Bagian dalamnya juga dilapisi lagi dengan kain sehingga dipakai tanpa kaos dalam pun juga sudah bagus dan tidak tembus pandang. Ada harga ada rupa, itu yang saya alami dengan baju-baju desainer ini. Jadi tidak bisa di samakan dengan bulk fashion yang di marketplace, apalagi yang harganya kelewat "murah" biasanya gambar dan aslinya suka berbeda.

Ini baju yang dipakai Hannah


5. Protokol kesehatan dan kebersihan

Rentique juga menerapkan standard operational baru, yang mewajibkan setiap karyawan operations untuk menggunakan disposable gloves, masker dan face shield. Semua karywan juga kami lakukan pengecekan terhadap suhu tubuh, dan pengunaan hand sanitizer. 

6. Harga terjangkau

Harga sewa di Rentique ini mulai dari 80.000 selama 4 hari, dan sudah termasuk biaya antar jemput item, serta laundry. Kalau sering berbelanja barang menggunakan jasa Ojek online pasti kita tahu biaya sekali jalan berkisar 15-20 ribu, belum kalau PP, ditambah biaya laundry paling murah 25 ribu, berarti nett sewa di Rentique itu sebenernya paling hanya 35 ribuan saja setelah dikurangin biaya antar jemput dan laundry. Artinya, tentu saja jauh lebih murah daripada segelas kopi mewah yang sering saya beli!



7. Hemat penyimpanan

Penghematan lainnya dari menyewa baju adalah mengurangi biaya penyimpanan yang terjadi di saya. Biaya penyimpanan ini banyak komponen nya, antara lain biaya lemari, laundry, transportasi membeli baju, belum kalau seperti di apartemen saya lemarinya ada rayap, terus lemarinya keropos dll. Ya, penyimpanan ini jadi biaya tersendiri, apalagi jika baju anak yang hanya bisa dipakai selama 3-8 bulan saja karena badan anak masih bertumbuh.

Terus biayanya berapa sih?
Rentique memiliki 2 jenis service: Rentique One Time Rental (sewa item satuan mulai dari Rp 80.000 / 4 hari) dan Rentique Dream Closet (paket sewa bulanan, seharga Rp 290.000 / bulan untuk 8 item). 8 item ini bisa di mix dress, aksesoris dan tas. Untuk harga per item ini bisa cek di aplikasi Rentique, download saja dulu.



-Harga service Rentique sudah termasuk free delivery, return dan laundry, jadi tinggal order lewat aplikasi nanti akan dikirim ke alamat kita.

-Rentique berpartner dengan 5 stars laundry partner, yang mana mereka telah mengantongi sertifikasi envirookleen (100% environmental friendly process) tanpya menggunakan detergent yang berbahaya untuk pengguna dan lingkungan. Setiap proses pencucian dilakukan dengan detail dan steril, setelah baju disetrika kemudian di press untuk menghindari bakteri / kuman yang menempel, sehingga no worry ya karena memang baju di Rentique ter-handle dengan baik.

Foto-foto saat pakai:




Kesimpulan saya menyewa baju ini lebih banyak efek senang, manfaat dan penghematannya, dibandingkan dengan kebiasaan membeli fast fashion yang hanya dipakai 3-5x saja, kemudian saya merasa "tidak punya baju" lagi. Dengan mengurangi isi lemari, hidup jadi lebih minimalist tanpa mengurangi "warna". 



See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

Perempuan Itu Tidak Perlu Bisa Masak


Perempuan, itu perlu bisa masak atau tidak ya?

Hal ini remeh, mudah diucapkan namun kenyataannya menjadi perdebatan.

Di satu sisi, laki-laki yang kepengen punya pasangan bisa masak itu dianggap patriarki. Sementara feminis yang menuntut kesetaraan gender menganggap perempuan tidak bisa masak itu tidak apa-apa.

Jadi di sini, saya jelaskan dulu memasak itu adalah kegiatan mengolah bahan makanan mentah menjadi makanan matang, bisa dinikmati. Sesederhana itu, namun semakin tingkat kesulitannya bertambah memasak juga ada kalanya kompleks.

Buat saya, pemikiran saya, memasak adalah bukan untuk pasangan hidup saya (kelak), saya berpikir ini semenjak saya umur 20 tahunan. Umur 17-19 tahun saya tidak bisa dan tidak pernah memasak sama sekali, dan tidak tertarik untuk mencobanya, kecuali masak mie instan. Jadi kalau memasak supaya digilai oleh laki-laki, silakan buang jauh-jauh pemikiran itu karena laki-laki yang bisa memasak juga banyak. Tengok saja youtube dipenuhi oleh chef laki-laki.

Memasak, buat saya, adalah sebuah seni bertahan hidup dan memecahkan masalah. Jadi saya memasak supaya bisa bertahan hidup dan makan sendiri, tanpa mengandalkan orang lain. Cara bertahan hidup ini menurut saya mutlak dikuasai oleh semua insan, semua gender, semua orang karena ya ini cara bertahan hidup. Semakin banyak kita memecahkan masalah dalam hidup kita, maka kita semakin pandai. Mudah kan, teorinya.

Nah, buat para pembaca yang kebetulan mampir ke sini, saya sekalian mau berbagi, bagaimana cara menguasai skill bertahan hidup "memasak" ini.

1. Jangan beli alat dulu
Jangan, jangan, dan jangan. Wah, bagaimana mau memasak kok tidak beli alatnya? 
Karena membeli peralatan memasak itu mahal dan membuang waktu, jadi cara supaya bisa memasak adalah pertama-tama membeli makanan instan di minimarket, contohnya mie dan masak di tempat. Lakukan itu sampai hafal dan tau cara memasaknya di tempat, barulah boleh dipikirkan membeli alatnya.

2. Next level, adalah memilih alat
Alat masak sangat banyak, beragam, dan rasanya semua butuh. Level pertama memasak biasanya adalah dilakukan oleh anak kost, khususnya di Jakarta yang dipenuhi oleh perantau dari berbagai daerah. Sebelum membeli alat, ada baiknya mencari kost yang sudah ada dapurnya, jadi kalian tidak harus memasak di kamar. Karena kegiatan memasak itu mengeluarkan asap dan bau.

3. Sudah boleh beli alatnya belum?
Tergantung. Di step ini kalau kalian merasa memasak mie instan di minimarket sudah nggak asik lagi baru boleh membeli peralatan untuk masak di rumah / di kost.

4. Pilih alat yang serbaguna
Perlu diketahui bahwasanya membeli peralatan memasak itu juga berarti memiliki peralatan makan. Karena makan mie rebus dengan kemasan plastik nggak mungkin bisa dilakukan langsung dari bungkusnya. Kecuali ya, makan langsung dari pancinya, tinggal menyediakan sendok dan garpu. Kalau mau lebih ekstrem lagi pakai sumpit bambu abang mie ayam, itu nggak perlu dicuci bisa langsung dibuang. Sampai sini sudah pilihan sendiri, selera jatuhnya.

5. Riset sederhana dan eksekusi, lalu catat
Jaman sudah canggih, tutorial masak dengan peralatan sederhana pun berhamburan, contohnya: memasak sup dengan rice cooker. Jika pada saat memasak berhasil, jangan lupa mencatat, minimal screen shot resepnya, save, atau menulisnya di notepad ponsel, sehingga resep yang "berhasil" tadi tidak hilang begitu saja.

6. Ulangi sampai terbiasa memasak
Supaya bisa tetap pada tujuan utama yakni masak untuk bertahan hidup, masakan yang kita masak harus enak. Minimal kita makan sendiri dengan menikmatinya, bukan karena sayang dibuang. Sama seperti belajar makeup, tidak ada yang sempuran di dunia ini, kecuali berlatih dan menyempurnakannya sendiri.

Semoga seutas cerita ini bisa bermanfaat, terutama buat yang masih galau kenapa perlu bisa memasak. Ya memang di beberapa belahan kota di Indonesia akses untuk makanan delivery itu mudah sekali, bahkan tinggal pencet ponsel saja, aplikasi ojek online sudah bisa mengantarkan makanan. Namun ada kalanya kita ketemu dengan kondisi hujan, signal jelek, bahkan mau pesan makanan delivery nggak punya saldo.

Yang bisa dilakukan ya memasak makanan sendiri, atau beli di minimarket. Percayalah
, memiliki satu ilmu itu tidak ada ruginya, daripada tidak bisa sama sekali.

Sampai ketemu di artikel selanjutnya.


See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

Petunjuk Umum Pengasuhan Anak - Free Printable



Suatu sore saya duduk sambil minum kopi di meja kerja saya. Meja kecil di mana semua ide saya berasal. Dari sini saya kepikiran untuk melakukan backup alias meng-upload beberapa printilan penting terkait mengasuh anak, yang dulu saya berikan kepada mbak ART, yang sedikit-sedikit membantu saya mengasuh anak-anak.

Silakan dinikmati dan diedit sendiri sesuai kebutuhan:

https://www.dropbox.com/s/y5eyo4oxni73qtb/Petunjuk%20Umum%20Pengasuhan%20Anak.docx?dl=0

Jangan lupa komennya ya kalau sudah berhasil download dan berguna!

See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too