Tips Merebut Suami Orang



Iya tidak salah judulnya, di postingan kali ini saya membagikan sudut padang yang lain dari dunia per-pelakoran.

Seperti yang kita ketahui, berumah tangga itu banyak cobaannya, salah satunya dari pihak ketiga, baik itu perebut laki orang  (pelakor), maupun perebut bini orang (pebinor). Tidak ada asap Jika tidak ada API, kondisi seseorang yang bisa terebut hatinya, bukan semata-mata usaha dari satu orang saja. Di lain pihak ada seseorang yang berusaha merebutnya, mengetahui apa yang dikerjakannya dalam Rangka perebutan ini.

Di sini mari kita singkirkan dulu persoalan salah dan benar. Dalam sebuah rumah tangga, jika sampai terjadi perebutan, biasanya pasti yang akan disalahkan adalah orang yang terebut hatinya, baik berstatus sebagai suami, maupun istri.

Karena saya menulis dari sudut padang perempuan, mari kita membahas dari sisi pelakor terlebih dahulu. Penyebab dasar kenapa seseorang bisa sampai menjadi pelakor, adalah bukan mereka tidak punya hati. Beberapa memang merasakan mangsa hasil perebutan itu lebih lezat, dibandingkan menanam sendiri. Pakai otak? Ya tentu saja, kalau nggak sulit berhasilnya.

"Kalau seseorang merasa nyaman, mungkin akan sulit untuk terebut."

Belum tentu sih ya. Pernah dengar nggak, ada seseorang yang pindah kerja dengan alasan mencari tantangan baru?

Namun setidaknya, adanya pelakor ini membuat saya berpikir, bagaimana supaya suami tidak terebut hatinya Oleh perempuan lain, atau setidaknya menjadikan saya lebih "kompetitif". Kompetisi yang dialami Oleh istri itu kompleks, mulai dari setelah melahirkan berubah bentuk badan nya, lebih banyak pakai daster, look like emak-emak gendut yang nggak menarik sehingga membuat suami tidak bergairah lagi.

Terus ada juga beberapa hal yang diketahui Oleh pelakor, sehingga Serang suami otu bisa terebut, Antara lain:

1. Mengetahui masalah rumah tangga
Tidak ada pernikahan yang tidak pernah kena masalah. Berantem suami istri juga masalah. Pasca ribut, suasana jadi nggak enak, mau buka kulkas aja kadang bawaan nya males karena harus melewati suami yang lagi duduk dengan muka kayak Terong ilipet. Bukan berarti nggak boleh berantem, tapi setidaknya bagian perang suami istri ini sebaiknya segera di selesaikan. Suami kalau nggak ngobrol sama istri, bisa chat sama yang lain, begitu pula sebaliknya.

2. Apa yang tidak disukai dari istrinya
Kebiasaan buruk yang terus dipelihara sedangkan pasangan tidak suka lumayan gawat. Kenapa? Karena perebut hati ini ya biasanya lebih pinter, lebih lihai, dan looks perfect walaupun ada juga kecantol sama yang lebih nggak sempurna.

3. Kenali kesukaannya
Ini agak tricky ya, nggak semua sih kesukaaann pasangan bisa dipenuhi. Tapi ya tetep ada celah. Namun cobalah kita berpikir, wahai istri, kadang memang ada kondisi beberapa suami yang terpaksa menjalani hubungan, di luar kesukaannya. Contoh kecil, adalah masakan rumah yang aslinya nggak enak tapi terpaksa ditelan juga karena suami nggak enak hati menyakiti hati istrinya yang sudah susah payah memasakkan. Cobalah wahai istri lebih mengenali lagi suaminya suka apa, sehingga tidak ada celah di sini bagi para pelakor.

4. Celah waktu untuk bertemu
Suami kerja apa, ngapain saja, pulang malem lembur beneran atau nggak? Di saat-saat seperti ini biasanya memang hanya mengandalkan firasat, mungkin Iya mungkin enggak. Ada baiknya sesekali mengecek pasangan, tentu saja jangan dengan cara interogasi.

5. Kepandaian dan kecerdasan
Pernah nggak merasa setelah menikah, kecerdasan itu seperti menurun, khususnya buat para istri? Jika tadinya istri pintar dan nyambung, lama-lama jadi perempuan dasteran yang oon. Kalau ini nggak ada cara lain selain menjaga asupan gizi buat diri sendiri, jadi jangan hanya suami dan anak nomer 1 tapi diri sendiri diabaikan hehe.

6. Istri selalu benar dan terlalu idealis
Ini beberapa hal yang terjadi pada saat sudah berumah tangga. Dengan dalih catatan-catatan facebook di mana suami selain bekerja juga perlu hadir membahagiakan istri, dengan ancaman bahwa istri sudah lebih dulu berkorban antara hidup dan mati melahirkan anak. Suami yang tidak mau ribut tentu saja mengalah, ya sesekali cuci piring gapapa deh. Tapi kalau keduanya lelah? Cobalah untuk sesekali tidak perlu idealis. Makan makanan instan sesekali juga oke, apalagi jika kedua insan lelah, daripada repot di dapur. Tidak semua harus dipaksakan sempurna dan sesuai keinginan.

Itu baru beberapa poin, saya berusaha menyelami dari sisi pikiran laki-laki, di mana saya juga sesekali berdiskusi dengan suami kenapa seorang suami bisa suka di luar, daripada di rumah. Semoga di catatan kecil ini kita bisa lebih memahami dari sudut pandang yang berbeda, dan semoga yang sedang menghadapinya bisa diberikan yang terbaik, apapun itu.

See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too