7 Pantangan Saat Memakai Softlens

 

 
Softlens membuat mata auto cantik, makanya banyak banget yang suka memakainya, bahkan dalam kondisi mata tidak minus sekalipun. Berpengalaman memakai softlens selama 14 tahun, saya pernah juga mengalami hal-hal tidak menyenangkan karena softlens. Maka dari itu di artikel ini saya merangkum apa yang perlu kita perhatikan sebelum membelinya.

1. Jangan membeli online, jika...
Ini penting sekali, terutama jika pertama kali memakai softlens, karena pengguna pertama itu masih belum memahami cara pakai softlens. Pilihlah optik yang nyaman untuk bisa mengukur ukuran softlens dan pastikan petugasnya mau mengajari cara menggunakan softlens pertama kali. Dulu, saya pertama kali memakai softlens umur 17 tahun. Waktu itu saya masih tinggal di desa, jadi pas liburan ke luar kota (Surabaya) saya mampir ke optik langganan kakak saya, namanya JM Top Optical. Di sana diajari cara pakai softlens dengan sabar sekali oleh petugasnya.

2. Softlens expired pendek / immediate use
Ini kejadian di saya. Beberapa bulan lalu saya membeli softlens buy 1 get 1 di shopee, dari Exoticon, toko resminya softlens X2. Nah, bermasalahnya di softlens gratisnya, pas dipakai expired pendek, dan di mata keras! Ya, keras, ganjel, sepet, whatever, akhirnya berakhir di sampah. Jadi jangan sekali-kali tergiur gratisan, bahkan dari toko resmi pun tidak aware kalau softlens gratisan itu mungkin sudah jelek. Kayak gini ya pastinya berakhir di tempat sampah, daripada mata saya iritasi. Jika dipaksakan, risikonya adalah luka di mata, dan pasti habis uang lebih banyak untuk benerin ke dokter mata.

3. Softlens tidak ada ijin
Kalau dipakai enak sih nggak masalah. Kalau dipakai nggak enak, ini tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Kejadian di saya waktu itu mata saya iritasi menggunakan softlens yang tidak berijin, sehingga saya juga tidak bisa komplen ke siapa-siapa. Di masa lampau, sekelas Bausch n Lomb Indonesia saja pas softlens-nya sampai dan keras, diproses tidak ada tanggapan berarti lewat partner jualannya di Lensza, ya udah deh cukup tau saja saya ngga perpanjang, softlens nya berakhir kembali di tempat sampah. 

4. Harga sangat murah
Ada harga ada rupa, ternyata benar. Beberapa softlens keluaran X2 yang harganya sangat murah sekitar 30ribuan, itu beda dengan yang lebih mahal. Ada yang cocok dengan yang murah itu, namun sayangnya nggak cocok di saya jadi saya nggak teruskan pakai. Kembali di tempat sampah setelah beberapa kali pakai saja. 

5. Softlens melebihi masa pakai
Sejujurnya saya pernah memakai softlens melebihi masa pakai, tapi yang mahal, dan kebetulan mungkin karena softlens nya berkualitas bagus di saya enggak apa-apa. Tapi, ini bukan buat dibanggakan ya, tetap saja sebaiknya cycle softlens mengikuti apa yang ada di boks nya. 

6. Memakai softlens saat menangis
Ini tidak disengaja. Maksud saya di sini menangis bukan yang mode ringan seperti pas nonton drama, tapi beneran menangis yang keras dan keluar air mata. Entah kenapa, kalau di saya ya, selesai menangis itu softlens jadi lengket di mata, dan agak sulit dibuka. Untuk membuka softlensnya, saya harus menunggu "mata normal" dulu, dalam artisan nggak bengkak dan merahnya berkurang. 

7. Ceroboh, pelupa, dan malas
Sudah jelas ditulis di boks nya kalau softlens tidak boleh dipakai tidur, kalau masih dilanggar dan sakit, berarti ya salah sendiri. Saya pun pernah kok tidur siang dengan memakai softlens, tapiiiii softlensnya masih baru di saya, jadi dipakai masih enak. Tetap saja ini bukan pembenaran yaa.
 
Jika hal-hal tersebut dilanggar, risikonya besar, antara lain luka di mata. Jika mata terluka, mau tidak mau kan harus keluar biaya ke dokter sehingga yang tadinya mau praktis memakai softlens malah repot. 

See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too