Review Softlens X2 Moxie Mahogany

Bicara soal softlens, saya paling suka jika ada model baru dari X2,  karena saya sudah cocok dengan brand ini.  Kalau teman-teman pembaca lama blog saya sudah tahu softlens yang selalu saya review kebanyakan dari X2,  biasanya saya beli di marketplace online. 

Untuk diskonnya sendiri lumayan fantastis, dan kebanyakan dijual di tanggal-tanggal cantik seperti 11 11 12 12 dan terkadang juga ada bundling dengan cairan pembersih softlens.

Untuk harganya sendiri softlens dari X2 bervariasi jadi ada yang harganya murah dan juga ada yang harganya lebih mahal,  untuk yang punya minus rendah bisa mencoba softlens yang harganya murah karena pilihannya juga lebih banyak.

Saya mencoba softlens baru dari X2 yaitu seri MOXIE, seri ini dijual di shopee seharga Rp29.000 dan per hari ini sudah saya coba selama kurang lebih 2 bulan.


SPESIFIKASI MOXIE SOFTLENS VARIAN MAHOGANY ; - Power Range: -0.50 s/d -4.00 (step -0.25) -4.00 s/d -6.00 (step -0.50) - Bahan : 58% Polyhema - Water content : 42% - Base curve : 8.7 mm - Diameter : 14.5 mm - Masa pakai : 6 bulan - Made in Korea ( MUI RECOMMENDATION )



Untuk ketahanannya saya akui cukup bagus untuk softlens seharga Rp20.000an.  Saya menggunakannya mulai dari pagi jam 9 sampai jam 11 malam. Selama penggunaan yang kurang lebih 12 jam ini softlens Moxie masih tidak terasa kering walaupun saya tidak gunakan tetes mata tambahan.   Penggunaannya sendiri ini saya lebih banyak di dalam ruangan tanpa AC. Jika saya berada di luar ruangan saya menggunakan kacamata normal untuk melindungi mata dari debu, dan pada saat naik kendaraan bermotor saya menggunakan helm yang berpenutup.

Motifnya sendiri cukup bagus walaupun dengan diameter yang tidak terlalu besar,  ringnya juga cukup terlihat walaupun tidak terlalu tegas,memberikan kesan natural dan tidak palsu di mata saya.  Warna yang saya pilih ini warna mahogany namun pada saat dipergunakan warnanya lebih mirip grey brown.

Nah sekarang berbicara kekurangannya.  Kalau dibilang kekurangan sih awal-awalnya tidak ada,  apalagi mengingat harganya cukup murah dan motifnya bagus.  Namun setelah 2 bulan saya menggunakannya yang bagian sebelah kanan mulai sulit dipasang ke mata,  jadi sulit dipasangnya ini pada saat saya mau menempelkannya seperti tidak mau menempel,  sehingga harus dilakukan pemasangan beberapa kali sampai akhirnya bisa masuk ke mata.  Walaupun nggak terlalu esensial tapi kekurangan ini rupanya cukup mengganggu,  karena saya butuh waktu lebih lama untuk memasang softlens bagian kanan.  Solusinya adalah dengan menggunakan satu tetes tambahan softlens sebelum ditempelkan ke mata,  Tapi tentu saja tingkat keberhasilannya masih 50%.

Kesimpulannya softlens ini cocok dibeli mengingat harganya yang murah mudah didapatkan di toko online.  Membeli secara offline bisa ditanyakan ke optik terdekat di kota Anda.





Sekian review dari saya semoga bermanfaat.


See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

Review YOU Stay All Day Pen Eyeliner

Saya membeli eyeliner baru karena eyeliner saya yang lama kadaluarsa di tahun ini, dan juga sudah kering. Mencari eyeliner dengan sorting "official store" ini cukup menantang. Menantang di sini karena saya melihat banyak merek asal China yang mendominasi pencarian.

Saya tidak masalah sebenarnya dengan produk China, cuman memang terlalu banyak dan lama kelamaan mengganggu pencarian. Makanya saya suka kalau ada marketplace yang memberikan filter tambahan: buatan Indonesia.

Akhirnya saya menjatuhkan pilihan ke brand lokal YOU. Sayangnya pas datang saya agak kecewa karena ternyata produk ini dibuat di China, jadi ya bukan asli produk Indonesia. Buat saya, kualifikasi produk asli Indonesia ya semuanya dibuat di Indonesia, bukan satu produk buatan luar negeri yang dibuat untuk perusahaan tertentu di Indonesia. Tapi karena sudah telanjur dibeli ya tidak masalah, saya tetap akan memakainya.

Kemasan
Pertama kali pegang eyeliner ini kesannya pendek dan mungil, dibandingkan eyeliner saya yang sebelumnya. Isinya memang tidak banyak hanya 1 ml saja.








Pas datang eyeliner in tidak dilengkapi dus namun sudah terbungkus plastik. Keterangan produk sebagian ada di plastiknya, yakni pabrik pembuatan di Shanghai Beukay Cosmetic Co.,Ltd dan diimpor oleh PT Hebe Beauty Style.

Di badan produknya sendiri tertulis tanggal kadaluarsa dan nama produk. Saya pribadi menyukai kemasannya yang berwarna hitam dan emas, kesannya mewah dan mahal, kalau dipakai touch up di toilet mall bakalan keren. Hmmm, kapan ya bisa bebas touch up makeup di toilet mall? Saya udah kangen ke mall nih....

Hasil
Bagusssss, pas pertama kali swatch ke tangan. Tebal spidolnya dan yang tintanya melimpah gitu, nggak yang hampir kering atau seperti produk diskonan tahun lalu. Tentu saja ini sangat menggembirakan, padahal awalnya sempat saya underestimate.





Terus pas digosok juga nggak buyar, dan dipakai cuci piring (yang saya swatch di tangan tadi) ya tetap utuh. Kesimpulan sementara di tangan bagus banget.




Ini hasilnya kalau dipakai di mata, kuasnya enak empuknya medium nggak yang lemas dan sulit sehingga untuk membuat wing eyeliner lebih mudah.




Warnanya juga pekat sehingga tampilan yang dihasilkan langsung intens.

Ketahanan
Ini pas pertama kali dipakai




Ini setelah 10 jam dipakai sudah terkucek dan kena tissue




Kesimpulan
Ini jika dipakai dengan makeup, lumayan terlihat walaupun fotonya tidak zoom

Untuk eyeliner seharga 50ribuan ini worth to buy. Kemasannya juga didesain mewah dan cantik sehingga dimasukkan ke pouch makeup mudah ditemukan. Dan yang paling penting, hasilnya bagus tidak mengecewakan. Semoga sih ke depannya produk ini bisa dibuat 100% di Indonesia, jadi saya pun lebih bisa membanggakan brand Y.O.U ini sebagai 100% produk lokal.





See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

Tutorial Mencari Pasangan Good Looking




Membahas rupa seseorang ini adalah topik sensitif. Sensitif buat yang merasa tidak good looking, tapi biasa saja buat yang good looking. Ya, saya kepikiran berpendapat soal ini karena tadi di linimasa saya ada pembahasan mengenai seseorang yang ingin pasangan good looking, tujuannya supaya anaknya tidak jelek. Tentu saja sudah saya duga para netijen menyerangnya, bilang dia nggak cantik, dan kata-kata lainnya yang menohok, banyak yang menyuruhnya berkaca, terutama sesama wanita.

Buat saya nggak ada yang salah dan benar, karena namanya keinginan ya. Seperti seorang anak yang bercita-cita menjadi dokter tanpa mengetahui biaya sekolah dokter ternyata mahal dan menguras harta orang tuanya, dengan catatan orang tuanya tidak kaya raya, dan masuk ke universitas jalur pribadi.

Di sini saya mau membagikan tutorial mencari pasangan yang good looking, atau minimal menarik ya secara fisik. Wah, penulis mengkotak-kotakkan ciptaan Tuhan nih? Enggak juga, namanya manusia itu makhluk visual, nggak ada salahnya punya keinginan. Makanya di sini saya berbagi caranya, siapa tahu berguna.

Sebelum saya juga diserang, definisi good looking sendiri buat saya itu lebih ke percaya diri sendiri, dan penampilan yang "terawat", rapi dan bersih. Intinya pakai duit dong? Tidak juga. Toh sekarang banyak produk-produk penunjang penampilan yang harganya tidak mahal, bahkan lipstik yang harganya 8 ribu pun pernah saya review di blog. Baca review lipstik 8 ribu buatan Indonesia.

1. Pahami diri sendiri kalau memang benar menginginkan yang good looking
Ini kayak law of attraction, jadi keinginan yang kuar itu benar-benar menjadi magnet. Buat yang pernah jadi marketing pasti tahu istilah apa yang sesungguhnya kita inginkan, itu yang jadi. Bagi saya penting kita menyiram keinginan kita sendiri, memahami diri sendiri dan berpegang teguh bahwa kita memang menginginkan pasangan yang secara fisik menarik. 

Kriteria pasangan menarik secara fisik itu bagaimana sih? Standar setiap orang berbeda, ada yang suka bagian tertentu secara fisik, namun yang pasti fisik itu tidak bertahan terus dan ya bisa dipermak. Buat saya pribadi, pasangan (laki-laki, karena di sini saya wanita) yang menarik alias good looking itu wajib banget tidak membosankan kalau dilihat terus-menerus, minimal 30-60 tahun ke depan, kalau saya rencana menikah dengan orang tersebut. Jika bagian ini saja tidak lolos, saya tidak akan yakin meneruskan hubungan. Bukan berarti harus super ganteng kok, ini standar setiap orang berbeda-beda, buat saya disesuaikan saja kok saya diri sendiri, toh saya juga bukannya yang super cantik atau instagrammable looking.

Nggak salah kok, namanya punya keinginan, sah-sah saja. Mengapa hal ini penting? Karena pada saat keinginan kita kurang kuat, maka kita nggak akan mengejarnya dengan serius, nggak ada urgensi mewujudkan sesuatu yang kurang kita ingini.

2. Upgrade diri sendiri
Bahasa populernya memantaskan diri. Gini loh, pernah nggak sih mencoba ngaca, lihat diri kita sendiri udah cocok belum punya pasangan yang keren, bersih, wangi, minimal menarik? Bukan soal kita ini perempuan cantik atau enggak, tapi kita perlu setiap hari jadi versi yang lebih baik dari diri kita kemarin. Jangan foto 10 tahun lalu masih kucel, eh foto tahun ini juga sama kucelnya. 

Kalau malas mandi, ya mandilah.
Kalau pakai baju yang jelek, coba beli di thrift store, atau di marketplace baju yang lebih menarik.
Kalau nggak bisa dandan sama sekali, coba belajar di youtube banyak tutorial, minimal bisa sedikit. Kemampuan berdandan ini lumayan hemat karena kalau ke kondangan minimal tidak perlu ke salon.

Intinya kita semakin hari semakin baik dibandingkan hari yang lalu, terserah mau uprade di bagian mana, itu setiap orang berbeda dan tidak bisa dipaksakan.

Bicara soal upgrade ini juga tidak hanya soal fisik, karena banyak laki-laki yang tertarik kepada wanota bukan hanya secara fisik, tapi juga secara intelektual. Jadi kalau nggak merasa cantik-cantik banget, minimal pintar. Cara pintar paling mudah gimana? Ya ikuti saja apa yang menjadi kewajiban, misal sekolah ikuti pelajaran dengan baik, karena itu nanti pasti akan berguna di masa depan. Di dunia kerja juga begitu, tidak ada pengalaman yang akan terbuang. Proses tidak akan mengkhianati hasil.

3. Membuat dirimu "ditemukan"
Pernah nggak sih punya teman yang cantik genetik gitu, cantik deh, pintar, keren, tapi dapat pasangannya yang orang "biasa" menurut kita? Hmmm, gimana ya, sebetulnya ini banyak, ya karena perempuan itu circle-nya biasa saja, dan sudah puas dengan apa yang di depan mata. Atau bisa saja orang tuanya mendesaknya nikah buru-buru, buat beberapa orang nikah 'kan prestasi.

Wah bicara soal circle susah ya, gimana caranya naik circle? Nggak ada sih menurut saya, kecuali kamu kaya raya, gaul sama yang kaya, ditemukan sama yang kaya. Biasanya kalau sudah kaya banyak yang good looking, kan dirawat. 

Ya ini tantangannya berpikir dan bertindak supaya kita "ditemukan". Entah itu lewat jalur jadi selebgram, selebtiktok, punya hobi mahal, atau membuat orang menemukan diri kita di tinder misalnya. Coba semuanya, mana yang sesuai dengan kepribadian kita, yang sesuai dengan kondisi keuangan, dan jangan lekas menyerah. Mencapai sesuatu memang butuh pengorbanan.

4. Be active. Mulai mencari dan kenalan
Masih merasa kurang ditemukan? Ya coba cara lain. Namanya mencari pasangan kalau nggak usaha kayaknya sulit deh pasangan ditemukan kayak sinetron, masa tiba-tiba ketemu CEO yang menyamar jadi tukang cendol gitu. Kalau jaman saya dulu pakai MIRC, sekarang social media banyak, bisa banget dimanfaatkan.

5. Mengambil keputusan dengan cepat
Saat ketemu orang yang kelihatannya cocok dan sesuai dengan yang kita inginkan, jangan berlambat-lambat. Bukan berarti sebagai perempuan memberikan segalanya, namun jaman sekarang beda dengan jaman dulu, perempuan juga perlu aktif memberikan kode-kode, jadi nggak bikin "bingung". Tidak ada salahnya memulai chat duluan kok, minimal kalau kita aktif diterima atau tidaknya sudah diketahui di awal.

6. Bertindak sewajarnya
Saya pribadi menghindari tindakan abusive dan toxic in relationship. Ini ya common sense, jadi sebagai perempuan perlu bertindak sewajarnya, jangan demanding atau drama queen, whatever it is. Bukan berarti kita terus jadi pribadi yang menyenangkan orang lain, tapi lebih ke menempatkan diri menjadi sesorang yang apa adanya, dan tidak palsu.

7. Melangkah maju
Kalau orangnya sudah ketemu, sesuai keinginan, dan berpotensi memang menjalin hubungan, ya maju. Tidak hanya tarik ulur, atau let's say tinggal bersama tanpa hubungan, that's a big no. Ya tentu saja membuat orang lain bergunjing entah apa yang mereka bicarakan, dan orang tua bisa khawatir. Yang ini juga sensitif, disesuikan dengan gaya masing-masing saja sih karena ada juga yang tidak masalah dengan pacaran mode KPR, tanpa menikah. 

Nah, itu dia tutotial mencari pasangan yang good looking, intinya kita pantaskan diri dan membuat diri ditemukan. Selebihnya itu masing-masing kita menyikapi, dan bergerak maju.

See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

Sisi Gelap Bisnis Impor Barang China




Menekuni bisnis impor selama bertahun-tahun, menyadarkan saya bahwa berbisnis tidak semudah yang dikatakan di seminar-seminar. Saya tidak bermaksud menakuti, tapi lebih menyadarkan namanya bisnis itu ada risikonya. Ya, bisnis apapun itu, tidak lepas dari yang namanya risiko. Untuk mengelola risiko supaya sangat minim, setidaknya kita perlu tahu risikonya apa saja.

Ada beberapa hal terkait bisnis impor barang China yang kita perlu tahu sebelum memulainya:
1. Perang harga
Ini umum ya terjadi di pasaran, jualan barang apapun pasti ada yang namanya perang harga. Nah, untuk barang impor China, di sini saya khususkan untuk barang-barang kecil dan unik, atau barang umum seperti masker yang menjadi kebutuhan sejuta umat. Pada saat awal PSBB tahun 2020 lalu harga 1 kotak masker impor dimulai sekitar 20ribuan, lama kelamaan karena banyaknya orang yang melakukan impor barang, harga jadi turun sampai menyentuh 10ribu satu kotaknya. 

Perang harga ini menyebabkan tergerusnya keuntungan dan wajib banget menjual barang dalam kuantitas yang besar, supaya bisa menutupi biaya operasional. Kalau memang bermodal besar, tidak masalah. Kalau pebisnis yang baru mulai dan bermodal kecil? Cobalah lebih selektif memilih barang yang "laku".

2. Biaya iklan marketplace yang tidak murah
Biaya iklan di tokopedia contohnya, ini dimulai dari 400 rupiah setiap kliknya dan per hari minimal 12 ribu rupiah yang harus dikeluarkan untuk biaya iklan. Di marketplace lain kurang lebih sama, sekitar $1 untuk per hari supaya barang yang kita jual terlihat dan muncul di pencarian atas. 

Bisa tidak tanpa iklan? Tentu saja bisa, walaupun memang lebih cepat barang kita terlihat jika diiklankan. Itu yang tadinya saya pikirkan, sayangnya ternyata tidak demikian. Pernah mengiklankan barang dengan kata kunci yang sama seperti pengiklan, tidak muncul sampai harus scroll bawah banget. Bye.

3. Barang rusak
Barang impor China jika kita berbisnis barang kecil dan unik, pada saat barangnya datang itu biasanya ada yang rusak, atau cacat pabrik. Hal ini tidak terhindarkan, jadi alokasikan sebagian keuntungan untuk meng-cover hal ini. Contoh, jika kita menjual barang mudah pecah, seperti tempered glass, atau cermin kecil, atau kotak makeup akrilik.

4. Barang mulai "tidak musim"
Ini mengingatkan saya pada jamannya mainan fidget spinner beberapa tahun lalu. Pada saat musim, barang tersebut laku bahkan hingga harga 50 ribu rupiah. Begitu musimnya mulai sirna, menjualnya seharga 10 ribu rupiah saja terasa berat. Saya jadi kepikiran bagaimana yang sudah terlanjur menyetok banyak ya? 

5. Perubahan barang dari supplier
Supplier barang China ini nggak hanya satu toko. Saat barang yang kita jual habis, kan pasti sebelum habis kita akan order kembali. Nah, suka terjadi nih pas mau kulakan barang, ternyata suppliernya malah kirim barang yang berbeda. Bukan beda secara fungsi, tapi kadang bisa beda material, beda bahan, warnanya agak sedikit lari dari kenyataan, intinya beda dari barang kiriman pertama. Ini tidak selalu terjadi, kalau suppliernya terpercaya, tapi ya tidak menutup kemungkinan.

6. Supplier menghilang
Ini kadang terjadi jika yang kita beli adalah toko yang hampir tutup dan jual murah. Risikonya sih kita akan kehilangan supplier murah dan penjualan barang tidak kontinyu.

Wah, sebanyak ini sisi gelapnya? Terus bagaimana, nggak usah berbisnis nih? Oh tentu tidak, itu pilihan setiap orang. Di sini saya hanya menyeimbangkan supaya kita tidak "terbuai" oleh impian kalau berbisnis itu selalu indah dan manis. 

See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

Cara Berbelanja Vitamin di Marketplace




Isu vitamin palsu ini lumayan meresahkan. Di tengah kebutuhan vitamin tinggi karena pandemik dan jumlah penderita covid-19 naik, tentunya membaca berita vitamin palsu beredar di masyarakat membuat saya resah, dan mungkin juga sebagian imun turun.

Saya sendiri akhirnya menemukan beberapa penjual vitamin yang saya duga palsu, dan ada juga beberapa penjual yang menjual barang asli. Nah, untuk membedakannya tidak perlu repot, sebetulnya cukup bertanya kepada penjualnya. Ini cara yang biasanya saya pakai:

1. Tanya barang original atau tidak
Ini sebetulnya sangat umum, bahkan jika ditulis original saya tetap akan bertanya juga. Biasanya pedagang yang memang barangnya asli akan tetap menjawab kalau dagangannya asli, bahkan ditanya berkali-kali ya tetap menjawab itu asli tanpa embel-embel ini itu. 

2. Minta foto asli
Ini sekalian memastikan barangnya ready, apalagi jika pas kehabisan stok. Jika seller masih bisa memberikan foto asli kemungkinan dia pegang sendiri stoknya dan saat diminta cepat pun bisa dikirim di hari yang sama. Ini preferences saja sih ya, saya lebih suka membeli di pedagang yang kecil daripada yang pakai admin terkadang yang pedagang kecil ini masih mudah kalau ditanya/konsultasi sedikit, khususnya vitamin.

3. Tanya kenapa jualnya murah
Ini juga saya lakukan walaupun kesannya pengangguran banget. Saya pernah nanya di salah satu seller tokopedia, dijawabnya begini: Iya biar cepat laku, kami juga makan sendiri jadi tau rasanya kalau membeli terlalu mahal itu sayang banget uangnya. Relate banget gitu sih....

4. Cek jualan seller ini yang lain
Hanya memastikan kalau tokoya aktif, in case ada kendala di pengiriman.

5. Tanya nama asli / akun instagram / no WA
Penjual yang asli biasanya tidak keberatan membagikan nomer WA, walaupun yang dibagikan nomer WA belum tentu beli.

6. Menghindari penjual sombong
Seasli-aslinya dan semurah-murahnya, saya paling benci kalau ketemu penjual yang angkuh, galak dan malas di-chat. Jadi yaa sebisa mungkin saya menghindari penjual model begini karena nanti jika ada masalah biasanya bakalan susah dihubungi.

Buat saya membeli vitamin tidak ada BPOM tidak masalah, toh barang dari luar negeri selama saya tahu asal usulnya ya tetap bagus. Yang saya hindari untuk makeup dan vitamin memang barang China, karena ya tau sendiri takut kurang bagus. Kalau untuk konsumsi, dan saya bagikan juga ke team, saat ini saya pakai Vitamin Now dan California Gold, sedangkan untuk anak-anak di rumah saya pakai Solaray Multivitamin yang kids. 

Semoga tips singkat ini membantu ya buat kita yang suka hunting barang di marketplace!

See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

Review Scarlett Acne Serum dan Whitening Facial Wash - Skincare Viral?

Kondisi kulitku seringkali berubah, dan belakangan ini menjadi berminyak dan mudah berjerawat. Kebetulan karena ada beberapa urusan saya juga keluar kota, kondisi jerawatnya jadi makin parah, entah karena beda airnya atau bagaimana, padahal perawatan wajah yang saya pergunakan masih sama.

Ternyata setelah nanya-nanya ke teman dokter, juga ngecek referensi di google, yang saya alami ini adalah "adult acne" atau jerawat dewasa. Saya kira jerawat hanya dialami masa pubertas atau remaja, ternyata sudah usia setengah baya seperti saya bisa jerawatan juga. Lantas, apa bedanya dengan jerawat usia remaja? Yang paling kelihatan, di saya, jerawat dewasa ini muncul di rahang dan pipi bagian bawah. Kadang diperparah pada saat datang bulan, jerawatnya datang duluan dan perginya belakangan. Yang menyebalkan adalah noda bekas jerawatnya susah hilang, dan kulit jadi kasar kena sisa jerawat.

Saya sendiri sempat menghentikan rangkaian skincare saya karena saya kira tidak cocok, ternyata tetap jerawatan. Jadi, saya memutuskan untuk mengganti sebagian skincare saya ke skincare yang khusus jerawat. Pilihan saya tiba pada skincare jerawat yang viral di sosial media, yaitu Scarlett. Scarlett sendiri bukan nama baru di brand lokal, dan reputasinya tidak bisa diremehkan karena memang klaimnya itu nggak yang mengada-ada dan beneran sesuai.


Cuman karena spesifik saya kepengen mengatasi jerawat jadinya saya mencoba Scarlett Acne Serum dan Facial Wash.

Scarlett Acne Serum

Di dalam Acne Serum terdapat kandungan Tea Tree Leaf Water, Salicylic Acid, Jeju Centella Asiatica, Liquorice Extract dan Vitamin C yang dimana bermanfaat sebagai :
-
Merawat kulit yang berjerawat
Meremajakan kulit wajah
Merawat kulit yang berjerawat
Mencegah tanda tanda penuaan dini

Packaging
Kemasannya menurut saya ini minimalis dan informatif. Hadir dengan kotak bersegel, kemasannya berwarna putih dengan kombinasi ungu muda. Yang saya suka, informasi produk tertulis dengan jelas di kotaknya, termasuk tanggal kadaluarsa di bagian bawah kemasan. Di bagian dalamnya juga dilengkapi dengan mika penahan sehingga walaupun beli online dipastikan kemasan botol kaca ini akan aman. Dan kalau kotaknya dibuang, tetap tidak repot ngecek tanggal kadaluarsa karena tertulis di bawah botol.







Untuk botolnya sendiri terbuat dari kaca, bening dengan pipet ala serum gitu, dan ya tentu saja berfungsi sebagaimana mestinya. 




Texture
Untuk teksturnya sendiri, menurut saya ini lebih ke watery gel gitu. Tidak terlalu pekat, juga tidak encer banget seperti air. Isi serumnya bening dan tidak berbau sehingga cocok untuk kulit yang sensitif terhadapa wewangian.






Cara pemakaiannya adalah sebelum menggunakan pelembab, saya menggunakan serum ini, pagi dan malam. 

Result
Hasil yang paling terasa adalah kulit wajah tidak beruntus, dan pori-pori juga tetap terjaga nggak kelihatan mekar sekali pada saat difoto. Wajah saya jadi lebih ready untuk makeup dan pemakaian serum yang cocok tentu saja akan membuat langkah skincare selanjutnya jadi maksimal.

Apalagi saya jarang pakai makeup dan foundation selain untuk meeting, jadi ya lebih banyak tampil dengan bare face. (Hasil lengkap bisa dilihat di akhir post)

Scarlett Whitening Facial Wash

Packaging
Sama dengan serumnya, kemasannya berisi informasi produk dan tanggal kadaluarsa sehingga memudahkan kita untuk mengetahui info produk sebelum membuka bagian dalam.

Botolnya sendiri menggunakan botol ulir dengan tutup flip-off, dan yang saya paling suka adalah botol model ini bisa dipakai kembali. Siapa tau nanti Scarlett jual refill ya kan.



Botolnya bisa dipakai kembali nih



Texture
Facial wash Scarlett ini di dalamnya ada scrub halus, dan ada rose petal yang jika terpegang itu feel-nya like gel gitu. Lucu sih menurut saya, dan unik ya. Ditambah lagi warnanya pink muda membuat eye catching di kamar mandi.





Result
Hasilnya penggunaan facial wash ini di saya tidak membuat kulit kering dan ketarik pas selesai mandi, jadi ya aman dipakai setiap mandi. 

Untuk hasil lengkapnya pemakaian serum dan facial wash ini bisa dilihat di foto di bawah ini.

Di foto kiri terlihat jerawat dan bekasnya yang lumayan ketara

Pemakaian 4 hari

Pemakaian 2 minggu, bisa dilihat noda jerawat mulai pudar dan pori-pori wajah tidak mekar walaupun foto tanpa makeup.



Jadi buat readers yang memang mencari serum untuk acne, serum Scarlett ini saya rekomendasikan, bukan karena viralnya, namun memang ada hasilnya dan terlihat dalam wakti yang relatif cepat. Re-purchase? Yes, saya kalau sudah cocok sama satu produk malas ganti-ganti lagi.


For more information product, visit Scarlett Instagram.



See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

7 Pantangan Saat Memakai Softlens

 

 
Softlens membuat mata auto cantik, makanya banyak banget yang suka memakainya, bahkan dalam kondisi mata tidak minus sekalipun. Berpengalaman memakai softlens selama 14 tahun, saya pernah juga mengalami hal-hal tidak menyenangkan karena softlens. Maka dari itu di artikel ini saya merangkum apa yang perlu kita perhatikan sebelum membelinya.

1. Jangan membeli online, jika...
Ini penting sekali, terutama jika pertama kali memakai softlens, karena pengguna pertama itu masih belum memahami cara pakai softlens. Pilihlah optik yang nyaman untuk bisa mengukur ukuran softlens dan pastikan petugasnya mau mengajari cara menggunakan softlens pertama kali. Dulu, saya pertama kali memakai softlens umur 17 tahun. Waktu itu saya masih tinggal di desa, jadi pas liburan ke luar kota (Surabaya) saya mampir ke optik langganan kakak saya, namanya JM Top Optical. Di sana diajari cara pakai softlens dengan sabar sekali oleh petugasnya.

2. Softlens expired pendek / immediate use
Ini kejadian di saya. Beberapa bulan lalu saya membeli softlens buy 1 get 1 di shopee, dari Exoticon, toko resminya softlens X2. Nah, bermasalahnya di softlens gratisnya, pas dipakai expired pendek, dan di mata keras! Ya, keras, ganjel, sepet, whatever, akhirnya berakhir di sampah. Jadi jangan sekali-kali tergiur gratisan, bahkan dari toko resmi pun tidak aware kalau softlens gratisan itu mungkin sudah jelek. Kayak gini ya pastinya berakhir di tempat sampah, daripada mata saya iritasi. Jika dipaksakan, risikonya adalah luka di mata, dan pasti habis uang lebih banyak untuk benerin ke dokter mata.

3. Softlens tidak ada ijin
Kalau dipakai enak sih nggak masalah. Kalau dipakai nggak enak, ini tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Kejadian di saya waktu itu mata saya iritasi menggunakan softlens yang tidak berijin, sehingga saya juga tidak bisa komplen ke siapa-siapa. Di masa lampau, sekelas Bausch n Lomb Indonesia saja pas softlens-nya sampai dan keras, diproses tidak ada tanggapan berarti lewat partner jualannya di Lensza, ya udah deh cukup tau saja saya ngga perpanjang, softlens nya berakhir kembali di tempat sampah. 

4. Harga sangat murah
Ada harga ada rupa, ternyata benar. Beberapa softlens keluaran X2 yang harganya sangat murah sekitar 30ribuan, itu beda dengan yang lebih mahal. Ada yang cocok dengan yang murah itu, namun sayangnya nggak cocok di saya jadi saya nggak teruskan pakai. Kembali di tempat sampah setelah beberapa kali pakai saja. 

5. Softlens melebihi masa pakai
Sejujurnya saya pernah memakai softlens melebihi masa pakai, tapi yang mahal, dan kebetulan mungkin karena softlens nya berkualitas bagus di saya enggak apa-apa. Tapi, ini bukan buat dibanggakan ya, tetap saja sebaiknya cycle softlens mengikuti apa yang ada di boks nya. 

6. Memakai softlens saat menangis
Ini tidak disengaja. Maksud saya di sini menangis bukan yang mode ringan seperti pas nonton drama, tapi beneran menangis yang keras dan keluar air mata. Entah kenapa, kalau di saya ya, selesai menangis itu softlens jadi lengket di mata, dan agak sulit dibuka. Untuk membuka softlensnya, saya harus menunggu "mata normal" dulu, dalam artisan nggak bengkak dan merahnya berkurang. 

7. Ceroboh, pelupa, dan malas
Sudah jelas ditulis di boks nya kalau softlens tidak boleh dipakai tidur, kalau masih dilanggar dan sakit, berarti ya salah sendiri. Saya pun pernah kok tidur siang dengan memakai softlens, tapiiiii softlensnya masih baru di saya, jadi dipakai masih enak. Tetap saja ini bukan pembenaran yaa.
 
Jika hal-hal tersebut dilanggar, risikonya besar, antara lain luka di mata. Jika mata terluka, mau tidak mau kan harus keluar biaya ke dokter sehingga yang tadinya mau praktis memakai softlens malah repot. 

See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too