Welcome 2016, and Flashback 2015 - Curhat, Pencapaian, Harapan

Welcoming 2016, and this is my flashback on 2015. I had a lot of changes, especially for myself, and I wanna share it all with you

Start Blogging
Yeayy, salah satu keputusan terbesar dalam kesibukan harian saya adalah saya memulai blog ini di awal 2015. Saya ingat kenapa saya memulai untuk blogging, karena saya punya banyak makeup dan skin care yang saya ingin bagikan reviewnya, dengan segmentasi awal saya adalah orang-orang yang pemula bermakeup, sama pemalasnya seperti saya hahaha.
Ternyata blogging tidak mudah ya, saya kira membuat review produk itu mudah loh, ternyata susah dan ribet, tapi karena saya terlanjur nyemplung maka sedikit demi sedikit saya mulai mencintai blogging di sela-sela kesibukan saya.
Sederhananya, saya ingin berbagi sesuatu dari sudut pandang yang "saya" banget.

Ketagihan Social Media (Facebook, Twitter, dan Instagram)
Facebook: Menurut saya ini bukan kebiasaan yang baik, di dalam kesibukan lumayan mengganggu. Tapi tidak lama kemudian saya mulai sadar, yang sebaiknya saya lakukan adalah berkarya, bukan sibuk men-share karya orang lain, resep masakan, parenting, dan bejibun tutorial hidup yang nampaknya sangat berguna tapi tidak pernah dipraktekkan sama sekali.

Twitter: Maaf di sini jadi ajang curhat semata-mata, hari ini saya mulai menghapus cuitan yang "kurang" enak dibaca, supaya timeline jadi adem dan menyenangkan.

Instagram: Haha, saya masih bingung mau isikan apa selain kumpulan foto-foto random selfie dan foto anak-anak, serta blogging, dan sempat keracunan ikutan giveaway. Tetep akan saya rapikan ke depannya supaya timeline lebih fresh. Yang mau di-folbek mention saja ya :D

Menggambar Alis Lebih Bagus
Sejak mulai blogging, saya mulai ketemu beberapa teman blogger, blogwalking, instagramwalking, dan nyadar selama ini alis saya nasi goreng banget. Jadi saya mulai belajar untuk me-natural-kan alis, bukan menambahinya supaya kekar dan berotot, sebab alis kekar memang bukan tipikal wajah saya. Maafkan saya kalau saya telah mengotori timeline instagram dengan alis kekar yang dangdut banget..., salah satu produk favorit alis saya saat ini bisa dibaca di sini.

Meninggalkan Lensa Kontak Besar
Tadinya saya mengagung-agungkan kalo softlens itu harus dolly look, big eyes, dan jreng. Semakin ke sini saya sadar ketika terbiasa menggunakan softlens besar, mata saya jadi aneh ketika tidak pakai softlens, dan itu menggerus kepercayaan diri saya. Akhirnya saya keblondrok juga pake softlens besar yang ceritanya bisa dibaca di post ini, saya pun beralih menggunakan softlens yang tidak besar, tapi aman di mata, bisa dilihat review-nya di sini.

Mulai Menyukai Bulu Mata Palsu
Ini karena saya menyerah dengan mascara. Haha.... saya mencoba beberapa mascara, memang ada yang hasilnya bagus tapi tetap tidak sebagus bulu mata palsu, jadi saya mulai rajin memakai bulu mata palsu, minimal 2-3x dalam seminggu. Saya bilang mulai menyukai, karena sebenarnya saya belum terlalu bisa memakainya, dan masih tetap lebih nyaman tanpa falsies.
Salah satu postingan review bulu mata palsu yang saya rekomendasikan ada di sini.

Investasi ke Skin Care
Seiring dengan bertambahnya usia, yang sebentar lagi last twenty, saya mulai melirik skin care. Jujur, ini termasuk telat, tapi daripada tidak sama sekali. Fokus saya saat ini pada bagian mata, karena saya setiap hari begadang lumayan parah. Untuk skincare yang cocok saat ini masih random di saya.

Mengurangi Belanja Online
Saya sangat suka belanja online, bener-bener bikin ketagihan. Yes, apa yang lebih baik dari pantat yang masih nempel di kursi tiba-tiba barang sudah datang keesokan harinya? Apalagi sensasi menunggu barang datang yang tidak tergantikan itu? Bahkan untuk belanja online dari luar negeri itu benar-benar nagihhhh banget. Yang baru mau belajar bisa simak ceritanya di sini dan ini.

Dan saya bersyukur di akhir 2015 saya dikaruniai satu orang anak lagi wkwkwkw, jadilah makin besar keluarga saya ini. Big big thanks to my Lord Jesus..... sampe belain bikin postingan tentang kelahiran di sini hahaha....

See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too

Motherhood - Persalinan Normal vs Operasi Caesar

Happy New Year 2016!

Ini tulisan pertama aku di 2016....walaupun agak telat karena masih dalam rangka pemulihan habis punya dedek nih.

Nah loh, kali ini tulisannya agak melenceng, yang biasanya aku suka nulis review produk sekarang tiba-tiba nulis tentang persalinan. Yepp, aku baru saja melahirkan anak kedua tanggal 22 Desember 2015 kemarin, dan masih terasa sekali hype-nya jadi aku putuskan menulis sepatah dua patah kata, siapa tahu berguna buat teman-teman pembaca. Waktu dan tempat saya ambil dulu ya 

Dari dua kali kehamilan, big thanks to God aku dikaruniai anak laki-laki dan perempuan, lengkap sudah sepasang. Anak pertama lahir normal di tahun 2013, dan anak kedua lewat operasi caesar. Jadi aku punya referensi yang cukup lengkap buat perbandingan. Yah, hitung-hitung menambah review subyektif ya buat persalinan, secara aku lumayan galau nyari-nyari referensi sebelum kelahiran anak kedua, karena rencananya pengen normal tapi apa daya satu dan lain hal mengharuskan kelahiran lewat operasi. 

Yuk, kepoin perbandingannya. Siapa tau berguna buat buibuk yang sedang mempersiapkan kelahiran dedek bayi....

Disclaimer: Ini berdasarkan pengalaman pribadi ya, sangat subyektif, jadi tidak bisa dijadikan sebagai acuan. Feel free to ask me anything, but for detail you should ask your doctor.

Persalinan spontan / normal (di bidan, kalo di RS kurang tau ya prosesnya)
1. Tetep pake daster
2. Tidak pake infus
3. Tidak dipasangi kateter, kalo mau pipis atau BAB lakukan saja di tempat, ada alas hijau yang entah apa namanya jika kotor langsung diganti
4. Disuntik obat bius konon, tapi sama sekali tidak berasa >> intinya tetap sakit
5. Proses yang sakit pas ngeluarin dedeknya, ditambah guntingan jika jalan lahir kurang lebar >>> pas digunting di bagian "V" tidak berasa, kalah sama rasa mules yang luar biyasa sodara
6. Setelah dedek keluar, dijahit. Ini lebih sakit lagi
7. Bisa langsung gendong bayi, kalo ASI keluar bisa langsung menyusui
8. Sudah boleh makan minum di tempat
9. Hitungan jam sudah bisa jalan. (Aku melahirkan jam 9 pagi, jam 6 sore sudah pulang ke rumah)
10. Pemulihan cepat, tapi sakit di bagian "itu" bikin duduk susah, alhasil proses menyusui sangat terganggu di awal-awal.
11. Tidak perlu balik lagi untuk kontrol jahitan dll
12. Sembelit sangat mengganggu, aku sampe minum obat

Persalinan lewat operasi caesar (di RS kecil)
1. Disuruh lepas semua baju :( kalo di RS besar ini harusnya ganti baju RS
2. Dipasang infus, ambil darah, dan pasang kateter (sakit ini)
3. Setelah itu dipindah ruangan (aku ngalamin beberapa kali pindah-pindah ruangan)
4. Disuntik obat bius di punggung >> menurut aku ini tidak sakit, dan tidak se-mengerikan yang dibahas orang lain di google
5. Proses tidak sakit, tidak ada rasa sama sekali, malahan nge-fly (konon disuntik morfin wkwkwkw) tapi ruangan operasi itu dingin bangettt sampe gemetaran
6. Setelah selesai tidak bisa langsung bertemu bayi >> bayiku 3 hari pertama di RS dikasih sufor, tapi pas pulang udah bisa ng-ASI lagi kok....jadi mungkin sebelum memilih RS ada baiknya bertanya prosedur pemberian ASI dll pasca operasi, intinya pilih RS 
7. Kondisi masih dipantau selama 12 jam
8. Tunggu buang angin 3x baru boleh makan minum, itu pun sedikit
9. Pemulihan lama, sampe sekarang ini masih ada sisa-sisa nyeri
10. Sudah bisa duduk, proses menyusui jadi lebih mudah, dibandingkan pasca melahirkan spontan.
11. Masih harus kontrol ke dokter

Sebenarnya menurutku kedua prosesnya sama-sama menyakitkan, kalau ada yang bilang melahirkan secara SC tidak merasakan jadi seorang ibu, itu tidak benar ya menurut aku, karena sakit yang dialami itu sama, pasca operasi malahan butuh waktu penyembuhan yang lama. Tapi begitu menggendong dedek yang kita nantikan selama 9 bulan, memang rasa sakit itu lumayan terpinggirkan, bukan hilang ya.

Berbagai pertanyaan, fakta, dan mitos sesudah melahirkan pun berseliweran. Ya di sini memang kita sebagai ibu diuji untuk lebih peka, lebih realistis, dan tahan banting. Kenapa tahan banting? Bayangkan saja, setelah proses melahirkan yang sakit itu, kita masih harus begadang menyusui bayi baru lahir yang masih lumayan rewel, kadang bayi ditaruh juga gak mau maunya digendong-gendong hahaha....but trust me, moment itu akan cepat berlalu dan saat anak kita udah gede nanti kita akan kangen masa-masa dia bayi. Ini pengalaman aku dengan anak pertama, makanya anak kedua sekarang jadi lebih tabah nih mamahnya.



See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too