Ya, sesuai judul.
Saya lagi nggak bisa mikir judul yang bagus dan menarik, tapi seperti itulah kenyataannya.
Alkisah, beberapa waktu yang lalu, asisten rumah tangga (ART) saya berhenti kerja setelah bertemu dengan lelaki idaman, tanpa menanyakan sisa gaji atau uang jasa apapun. Saya bergeming, wong berhentinya saja mendadak, dan meleset dari janji, janjinya kan habis pulang kampung balik kerja. Tapi ya sudah, hati saya sudah membeku untuk urusan ketenagakerjaan khususnya yang berhubungan dengan ART ini, karena ya gitu dealing dengan orang-orang ini tidak bisa dengan hati, tapi bisa dengan excel untuk menghitung gajinya.
Lho?
Ya, sebaik apapun jika memang sudah waktunya berhenti kerja is berhenti kerja, apapun yang terjadi, sehingga saya lebih banyak berkomunikasi dengan whatssap, excel, dan notes-notes kerja. Bukan berarti saya jahat kok, saya juga masih ngobrol, dan sesekali suka ngasih makeup preloved.
Nah, pada saat masa kosong, saya posting lowongan ART di facebook dan kemudian beberapa orang bertanya, beberapa di antaranya saya jadwalkan interview, dan hanya 1 orang yang akhirnya datang.
Sesuai prosedur, sebelum mulai bekerja saya melakukan beberapa interview, dan jawaban dari katakanlah si Mawar ini lumayan meyakinkan. Saya memberitahukan gajinya, dan dia-pun mengiyakan sehingga hari itu pekerjaan dimulai, tentunya dengan pengawasan dari saya. FYI, saya stay at home freelancer sehingga untuk mengawasi ART tentu saja saya stay di rumah, sambil sesekali menyelesaikan deadline artikel dan pekerjaan kantor.
Mawar ini bekerja dengan baik, dan cukup bersih. Untuk urusan pekerjaan, Mawar ini cukup cekatan dan saya jadi senang karena tidak perlu terlalu banyak mengajari, plus Mawar juga nggak bau badan. Dan semuanya berjalan apa adanya, saya di rumah, Mawar bekerja, sampai pada suatu hari....
Suami saya menelpon, menanyakan Mawar dan meminta saya mengambil akses apartemen yang dibawa oleh Mawar, menghitungkan total gaji sampai hari itu, dan meminta saya memberhentikannya dari pekerjaan ini. Bagaikan terciprat minyak panas, saya tentu saja terperanjat, baru beberapa hari jadi princess eh Mawar harus berhenti kerja.
Mawar ternyata mantan penjaja seks keparat (PSK).
Melabeli orang itu bukan kebiasaan kami, apalagi walaupun punya masa lalu seperti itu, kami tadinya berusaha berbaik sangka mungkin saja Mawar sudah bertobat dan tidak terseret-seret urusan "itu".
Ternyata, usut punya usut, apa yang dilakukan olehnya memang di luar kewajaran.
Lah, Mawar ngapain? Dia mengajak karyawati saya, sebutlah namanya Priti, untuk menjual diri. Ya mengajak, terang-terangan.
Saya sempat bergetar dan merinding, ternyata hal-hal seperti itu yang saya suka baca di surat kabar lampu-lampu itu nyata.
Jadi begini ceritanya asal mula Priti diajak join oleh Mawar....
Satu hari, pada saat Mawar sudah masuk kerja, Priti yang juga kerja di kantor saya (Priti ini tinggal di rumah saya) pagi itu membukakan pintu untuk Mawar dan sambil duduk di kamar Priti mengerjakan setrikaan, Mawar dan Priti saling berbicara.
Mawar bertanya berapa penghasilan Priti kerja di kantor saya dan mengasihaninya, sambil bercerita sebelumnya dia berprofesi sebagai PSK, pekerjaannya melayani laki-laki bisa sampai beberapa orang dalam 1 hari, dan hidup bergelimang harta. Layaknya sales Mawar dengan giat memprospek Priti dengan hal-hal indah menjual diri, serta mengajak Priti menemaninya ke dokter, di mana dokter khusus PSK itu berpraktek di hotel di salah satu area prostitusi terkenal di Jakarta.
Priti tidak serta merta ikut. Priti rupanya menelpon saudara saya (Priti ini karyawati-nya saudara suami saya), dan menceritakan ajakan Mawar. Saudara saya melarang Priti ikut, dan syukurlah Priti tidak jadi ikut Mawar pergi. Saya nggak bisa bayangkan kalau Priti ikut nanti gimana, dan saya pun baru tahu ada praktek dokter khusus di hotel.
Tidak hanya sampai di situ, rupanya Mawar ini pantang menyerah. Di satu hari Priti dan Mawar sendirian (saya lagi pergi), Mawar dengan gencar melancarkan jurus-jurusnya untuk memikat Priti. Mulai dari penghasilan yang luar biasa dengan cara yang relatif mudah, dan untuk urusan kecantikan tentu saja di-maintain berkala dipotong dari gajinya, serta pengecekan kesehatan berkala di dokter praktek hotel.
Saya hanya bisa geleng-geleng kepala, ternyata semua itu nyata.
Di satu malam, seusai Mawar diberhentikan, akhirnya kami mendata ciri-ciri penampilan Mawar yang kami orang awam tidak "ngeh" kalau itu adalah ciri-ciri yang tidak wajar. Berikut ciri-cirinya (bisa jadi referensi untuk yang sedang hunting ART):
1. Berpenampilan menarik
Penampilan menarik ini biasanya sih wajar untuk pas datang pertama, di hari berikutnya biasanya ART akan memakai pakaian yang lebih comfortable untuk bekerja.
2. Memakai tas mahal
Tas yang dipakai Mawar ini sempat saya cek ternyata harganya sekitar $100 dan kelihatannya bukan barang kw. Saya bukan sengaja mengecek barang bawaan, emang terlihat sih.
3. Wajah halus tanpa pori kayak pakai kamera hp cina
Ya itu kalau kita selfie-selfie pakai kamera jahat, wajahnya kayak gitu. Bukannya di sini menuduh tapi kalau sebelumnya doi bekerja sebagai ART, tekstur kulitnya biasanya normal nggak over glowing kayak habis dipeeling di salon.
4. Tangannya halus seperti nggak pernah kena rinso
Ya ini sih relatif, cuman memang tangannya looks like kayak nggak pernah cuci piring. Bukan berarti harus buluk juga.
5. Gesture penggoda
Ini pas saya tinggal dan di rumah ada saudara saya (laki-laki), Mawar sempat senyum-senyum genit dan nggak segan untuk menatap si tuan rumah.
6. Baju yang tidak nyaman dipakai kerja
Kerjanya pakai croptop. Logikanya croptop itu tentu saja akan naik-naik dan memperlihatkan perut, tapi ya dipakai. Bukannya nggak ada baju lain, pas interview datangnya pakai kaos yang lebih longgar. Well, mungkin Mawar sudah jelas goal-nya dari awal.
7. Tidak mau ditawarin makanan dan minuman murah
Ini nggak menggeneralisir, namun saya memang beberapa kali suka membeli makanan (saya sendiri juga makan), like nasi uduk, atau sekedar beli es cendol di depan apartemen dan saya suka bagikan. Dengan penghasilan sebelumnya yang bergelimang harta, tentu saja gaya hidup akan naik dan mungkin sudah nggak terbiasa lagi sama makanan dan minuman murah.
8. Tidak canggung mengajak main jalan karyawati saya
Ini bagian krusial yang sudah saya jelaskan di atas. Niatnya bukan main, mau menjual karyawati saya dan tentunya dari hasil penjualan dia dipastikan akan mendapat uang. Nice try.
Saya di sini menulis sama sekali tidak ada niatan menjelekkan Mawar, memang jalan yang dipilihnya ya sudah itu, nggak bisa saya menghakimi orang dari masa lalunya, dengan catatan dia beneran bertobat. Nyatanya tidak, dan bahkan mencoba menjual orang lain. Yang saya pikirkan dengan memberhentikannya setidaknya mengurangi cara dia untuk muncul di lingkungan apartemen saya, karena di sini banyak "ART" yang usianya masih muda dan labil. Ya, mengurangi kemungkinan Mawar untuk memprospek orang lain.
Drama ART ini memang melelahkan, namun seiring dengan berjalannya waktu saya tidak lagi mengerjakan perekrutan dengan hati, melainkan hanya seiring kewajiban dan memberikan hak-hak mereka sebagaimana mestinya. Semoga ke depannya saya dankita semua dijauhkan dari hal-hal ini lagi.
Saya lagi nggak bisa mikir judul yang bagus dan menarik, tapi seperti itulah kenyataannya.
Alkisah, beberapa waktu yang lalu, asisten rumah tangga (ART) saya berhenti kerja setelah bertemu dengan lelaki idaman, tanpa menanyakan sisa gaji atau uang jasa apapun. Saya bergeming, wong berhentinya saja mendadak, dan meleset dari janji, janjinya kan habis pulang kampung balik kerja. Tapi ya sudah, hati saya sudah membeku untuk urusan ketenagakerjaan khususnya yang berhubungan dengan ART ini, karena ya gitu dealing dengan orang-orang ini tidak bisa dengan hati, tapi bisa dengan excel untuk menghitung gajinya.
Lho?
Ya, sebaik apapun jika memang sudah waktunya berhenti kerja is berhenti kerja, apapun yang terjadi, sehingga saya lebih banyak berkomunikasi dengan whatssap, excel, dan notes-notes kerja. Bukan berarti saya jahat kok, saya juga masih ngobrol, dan sesekali suka ngasih makeup preloved.
Nah, pada saat masa kosong, saya posting lowongan ART di facebook dan kemudian beberapa orang bertanya, beberapa di antaranya saya jadwalkan interview, dan hanya 1 orang yang akhirnya datang.
Sesuai prosedur, sebelum mulai bekerja saya melakukan beberapa interview, dan jawaban dari katakanlah si Mawar ini lumayan meyakinkan. Saya memberitahukan gajinya, dan dia-pun mengiyakan sehingga hari itu pekerjaan dimulai, tentunya dengan pengawasan dari saya. FYI, saya stay at home freelancer sehingga untuk mengawasi ART tentu saja saya stay di rumah, sambil sesekali menyelesaikan deadline artikel dan pekerjaan kantor.
Mawar ini bekerja dengan baik, dan cukup bersih. Untuk urusan pekerjaan, Mawar ini cukup cekatan dan saya jadi senang karena tidak perlu terlalu banyak mengajari, plus Mawar juga nggak bau badan. Dan semuanya berjalan apa adanya, saya di rumah, Mawar bekerja, sampai pada suatu hari....
Suami saya menelpon, menanyakan Mawar dan meminta saya mengambil akses apartemen yang dibawa oleh Mawar, menghitungkan total gaji sampai hari itu, dan meminta saya memberhentikannya dari pekerjaan ini. Bagaikan terciprat minyak panas, saya tentu saja terperanjat, baru beberapa hari jadi princess eh Mawar harus berhenti kerja.
Mawar ternyata mantan penjaja seks keparat (PSK).
Melabeli orang itu bukan kebiasaan kami, apalagi walaupun punya masa lalu seperti itu, kami tadinya berusaha berbaik sangka mungkin saja Mawar sudah bertobat dan tidak terseret-seret urusan "itu".
Ternyata, usut punya usut, apa yang dilakukan olehnya memang di luar kewajaran.
Lah, Mawar ngapain? Dia mengajak karyawati saya, sebutlah namanya Priti, untuk menjual diri. Ya mengajak, terang-terangan.
Saya sempat bergetar dan merinding, ternyata hal-hal seperti itu yang saya suka baca di surat kabar lampu-lampu itu nyata.
Jadi begini ceritanya asal mula Priti diajak join oleh Mawar....
Satu hari, pada saat Mawar sudah masuk kerja, Priti yang juga kerja di kantor saya (Priti ini tinggal di rumah saya) pagi itu membukakan pintu untuk Mawar dan sambil duduk di kamar Priti mengerjakan setrikaan, Mawar dan Priti saling berbicara.
Mawar bertanya berapa penghasilan Priti kerja di kantor saya dan mengasihaninya, sambil bercerita sebelumnya dia berprofesi sebagai PSK, pekerjaannya melayani laki-laki bisa sampai beberapa orang dalam 1 hari, dan hidup bergelimang harta. Layaknya sales Mawar dengan giat memprospek Priti dengan hal-hal indah menjual diri, serta mengajak Priti menemaninya ke dokter, di mana dokter khusus PSK itu berpraktek di hotel di salah satu area prostitusi terkenal di Jakarta.
Priti tidak serta merta ikut. Priti rupanya menelpon saudara saya (Priti ini karyawati-nya saudara suami saya), dan menceritakan ajakan Mawar. Saudara saya melarang Priti ikut, dan syukurlah Priti tidak jadi ikut Mawar pergi. Saya nggak bisa bayangkan kalau Priti ikut nanti gimana, dan saya pun baru tahu ada praktek dokter khusus di hotel.
Tidak hanya sampai di situ, rupanya Mawar ini pantang menyerah. Di satu hari Priti dan Mawar sendirian (saya lagi pergi), Mawar dengan gencar melancarkan jurus-jurusnya untuk memikat Priti. Mulai dari penghasilan yang luar biasa dengan cara yang relatif mudah, dan untuk urusan kecantikan tentu saja di-maintain berkala dipotong dari gajinya, serta pengecekan kesehatan berkala di dokter praktek hotel.
Saya hanya bisa geleng-geleng kepala, ternyata semua itu nyata.
Di satu malam, seusai Mawar diberhentikan, akhirnya kami mendata ciri-ciri penampilan Mawar yang kami orang awam tidak "ngeh" kalau itu adalah ciri-ciri yang tidak wajar. Berikut ciri-cirinya (bisa jadi referensi untuk yang sedang hunting ART):
1. Berpenampilan menarik
Penampilan menarik ini biasanya sih wajar untuk pas datang pertama, di hari berikutnya biasanya ART akan memakai pakaian yang lebih comfortable untuk bekerja.
2. Memakai tas mahal
Tas yang dipakai Mawar ini sempat saya cek ternyata harganya sekitar $100 dan kelihatannya bukan barang kw. Saya bukan sengaja mengecek barang bawaan, emang terlihat sih.
3. Wajah halus tanpa pori kayak pakai kamera hp cina
Ya itu kalau kita selfie-selfie pakai kamera jahat, wajahnya kayak gitu. Bukannya di sini menuduh tapi kalau sebelumnya doi bekerja sebagai ART, tekstur kulitnya biasanya normal nggak over glowing kayak habis dipeeling di salon.
4. Tangannya halus seperti nggak pernah kena rinso
Ya ini sih relatif, cuman memang tangannya looks like kayak nggak pernah cuci piring. Bukan berarti harus buluk juga.
5. Gesture penggoda
Ini pas saya tinggal dan di rumah ada saudara saya (laki-laki), Mawar sempat senyum-senyum genit dan nggak segan untuk menatap si tuan rumah.
6. Baju yang tidak nyaman dipakai kerja
Kerjanya pakai croptop. Logikanya croptop itu tentu saja akan naik-naik dan memperlihatkan perut, tapi ya dipakai. Bukannya nggak ada baju lain, pas interview datangnya pakai kaos yang lebih longgar. Well, mungkin Mawar sudah jelas goal-nya dari awal.
7. Tidak mau ditawarin makanan dan minuman murah
Ini nggak menggeneralisir, namun saya memang beberapa kali suka membeli makanan (saya sendiri juga makan), like nasi uduk, atau sekedar beli es cendol di depan apartemen dan saya suka bagikan. Dengan penghasilan sebelumnya yang bergelimang harta, tentu saja gaya hidup akan naik dan mungkin sudah nggak terbiasa lagi sama makanan dan minuman murah.
8. Tidak canggung mengajak main jalan karyawati saya
Ini bagian krusial yang sudah saya jelaskan di atas. Niatnya bukan main, mau menjual karyawati saya dan tentunya dari hasil penjualan dia dipastikan akan mendapat uang. Nice try.
Saya di sini menulis sama sekali tidak ada niatan menjelekkan Mawar, memang jalan yang dipilihnya ya sudah itu, nggak bisa saya menghakimi orang dari masa lalunya, dengan catatan dia beneran bertobat. Nyatanya tidak, dan bahkan mencoba menjual orang lain. Yang saya pikirkan dengan memberhentikannya setidaknya mengurangi cara dia untuk muncul di lingkungan apartemen saya, karena di sini banyak "ART" yang usianya masih muda dan labil. Ya, mengurangi kemungkinan Mawar untuk memprospek orang lain.
Drama ART ini memang melelahkan, namun seiring dengan berjalannya waktu saya tidak lagi mengerjakan perekrutan dengan hati, melainkan hanya seiring kewajiban dan memberikan hak-hak mereka sebagaimana mestinya. Semoga ke depannya saya dankita semua dijauhkan dari hal-hal ini lagi.
See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too
wah , samapi segitunya ya, jd dia niat kerja untuk apa ya
ReplyDeleteMau jual org lain. Jahat banget kan
Deletewaah udah bener sih itu, dipecat aja. akupun akan ngelakuin yg sama mba. serem aja ada org begitu di rumah kita. dibiarin lama2 ngegodain suami. aku td mikirnya dia udh tobtlat, ternyata malah modus doang yaaa. ngajakin org lain pula :(.
ReplyDeleteIya mumpung belum lebih jauh. Serem banget dpt yg begini ya
DeleteWoohhww .. drama korea kalah! Berani sekali ya orang jaman sekarang mbak, tapi memang buka lowongan kerja di FB juga bahaya mbak jaman sekarang
ReplyDeleteada yang dulu pernah melamar memamg mau kerja, kebetulan ini dapet yang niat hahaha.
DeleteIh ngeri mbak. Mudah-mudahan ia bisa cepat sadar. Untung sudah dikeluarkan
ReplyDeleteiya padahal anaknya kelihatannya baik lho sayang banget
DeleteThe heading of the post is really unusual. Though, I like the way how you shared your thoughts. I was absorbed until the end while reading.
ReplyDelete