Hallo ladies and gentlemen (wkwkwk aku berharap tidak hanya wanita yang membaca blog-ku, tapi juga para laki-laki yang ganteng gurita)
Kalo ngomongin soal belanja online, tidak hanya wanita yang doyan belanja, tapi juga para laki-laki. Well belanja tidak mengenal gender, apalagi tidak semua barang bisa didapatkan dengan mudah di toko lokal hehe....dan belanja online merupakan salah satu solusi termudah.
Oke, aku kali ini mau share tentang dukanya belanja online. Iyaaa kalo bahas sukanya sih banyak, dan ketika semua berakhir bahagia bagaikan cerita negeri dongeng, yaelah gak usah dibahas kalo yang enak-enak dan empuk-empuk, mending dimakan sendiri aja. Iya, belanja online bisa berakhir tragis. Aku sih tidak akan share ketragisannya, tapi aku share beberapa hal untuk menghindari ketragisan itu, supaya ke depannya tidak ke-blondrok di drama belanja online yang sama. (Maaf bahasanya belepotan haha), sekaligus persiapan apa saja yang perlu dimiliki untuk bisa belanja online dengan nyaman dan damai
1. Siapkan gadget dengan koneksi internet
Gadget di sini, ya minimal smartphone, yang terkoneksi dengan internet. Banyak kok sekarang kartu internet murah yang bisa dipakai, kalo kalian tinggal di pedalaman, setidaknya pilih kartu dengan signal yang cukup bagus.
2. Punya email, dan online setiap hari
Ya, siapkan alamat email yang valid, jangan lupakan passwordnya, dan aktif, sehingga jika ada notification dari online shop tempat kita transaksi, kita langsung tahu.
Notification ini macam-macam, mulai dari order yang sukses, tentang pengiriman, no resi, bahkan termasuk orderan yang tiba-tiba cancel.
Kenapa harus online setiap hari? Nggak lucu dong, kalo ternyata barang yang kita order ternyata habis, kosong, atau rusak, dan dibatalkan oleh tokonya, kita nggak tau dengan alasan "gue jarang online" dan akhirnya berakhir dengan refund yang semakin lama prosesnya karena kitanya "jarang online".
Satu lagi, jangan malas cek email. Banyak orderan yang telat gara-gara kita sebagai pembeli malas mengecek email loh.
3. Nama, alamat pengiriman, dan no hp yang aktif
Penting! Selama ini aku udah meng-handle ribuan order dari customerku di http://jasaebay.16mb.com/ yang semuanya adalah pengiriman dari luar negeri.
Pastikan nama yang tertera di alamat pengiriman adalah nama asli, sesuai KTP. Plisss, jangan gunakan nama alay, nama panggilan, atau nama orang lain! Kenapa demikian? Iya, kalo paket kita datang dengan mulus tanpa halangan suatu apapun....nah, kalo ternyata diterima oleh kantor pos dan kita diminta ambil di sana, maka satu-satunya yang bisa menjadi pembuktian kalo itu pesanan kita adalah kartu identitas.
Memang, ini jarang terjadi jika kita belanja online di situs lokal, tapi tidak menutup kemungkinan ada orang yang mengaku-ngaku kalo paketan itu punya dia dan main tanda tangan paket kita....hiii beneran kok ada yang kayak gitu. Makanya penting mencantumkan nama penerima sesuai kartu identitas, buat jaga-jaga ada oknum ngaku-ngaku paketan kita.
1. Siapkan gadget dengan koneksi internet
Gadget di sini, ya minimal smartphone, yang terkoneksi dengan internet. Banyak kok sekarang kartu internet murah yang bisa dipakai, kalo kalian tinggal di pedalaman, setidaknya pilih kartu dengan signal yang cukup bagus.
2. Punya email, dan online setiap hari
Ya, siapkan alamat email yang valid, jangan lupakan passwordnya, dan aktif, sehingga jika ada notification dari online shop tempat kita transaksi, kita langsung tahu.
Notification ini macam-macam, mulai dari order yang sukses, tentang pengiriman, no resi, bahkan termasuk orderan yang tiba-tiba cancel.
Kenapa harus online setiap hari? Nggak lucu dong, kalo ternyata barang yang kita order ternyata habis, kosong, atau rusak, dan dibatalkan oleh tokonya, kita nggak tau dengan alasan "gue jarang online" dan akhirnya berakhir dengan refund yang semakin lama prosesnya karena kitanya "jarang online".
Satu lagi, jangan malas cek email. Banyak orderan yang telat gara-gara kita sebagai pembeli malas mengecek email loh.
3. Nama, alamat pengiriman, dan no hp yang aktif
Penting! Selama ini aku udah meng-handle ribuan order dari customerku di http://jasaebay.16mb.com/ yang semuanya adalah pengiriman dari luar negeri.
Pastikan nama yang tertera di alamat pengiriman adalah nama asli, sesuai KTP. Plisss, jangan gunakan nama alay, nama panggilan, atau nama orang lain! Kenapa demikian? Iya, kalo paket kita datang dengan mulus tanpa halangan suatu apapun....nah, kalo ternyata diterima oleh kantor pos dan kita diminta ambil di sana, maka satu-satunya yang bisa menjadi pembuktian kalo itu pesanan kita adalah kartu identitas.
Memang, ini jarang terjadi jika kita belanja online di situs lokal, tapi tidak menutup kemungkinan ada orang yang mengaku-ngaku kalo paketan itu punya dia dan main tanda tangan paket kita....hiii beneran kok ada yang kayak gitu. Makanya penting mencantumkan nama penerima sesuai kartu identitas, buat jaga-jaga ada oknum ngaku-ngaku paketan kita.
Alamat? Pliss, jangan anggap remeh. Cantumkan alamat yang jelas, nama jalan, RT RW, nomer rumah. Tidak semua kurir yang mengirim ke rumah kita itu hafal jalan, bisa jadi dia itu berasal dari kota lain yang gak tau jalan, daripada memperlambat pengiriman karena kita males ketik alamat jelas, mendingan dipermudah dengan mencantumkan alamat yang jelas kan?
No hp? Sama pentingnya, walaupun, beberapa kurir males nelpon. Tapi nomer hp yang tidak aktif membuat pengiriman bakalan lebih lama (yahhh kalo hpnya rusak apa boleh buat)
4. Baca, baca, dan baca
Sis, cara ordernya gimana?
Sis, no rekeningnya mana?
Sis, minta no hpnya yaaa...
Sis, sis,,,ping ping....
Mayoritas situs belanja online lokal biasanya sudah "memajang" hal-hal krusial seperti cara order, no rekening, format order, kontak hp, whatssap dll di halaman depan websitenya, jadi supaya proses order tidak terlalu lama, biasakan membaca informasi penting tersebut sebelum bertanya.
5. Term and Condition
Aku akui, membaca term and condition biasanya kulewatkan, tapi untuk promo-promo, sale, gift card, dan lain sebagainya, and promo yang "too good to be true" sebaiknya kita membaca tulisan kecil-kecil sebelum semangat membelanjakan uang di website tersebut, daripada susah susah-susah add ke cart, eeehhh ternyata zonk.... Yang voucher code tidak dapat dipakai-lah, dan lain sebagainya.
6. Siap terima risiko belanja online
Masih berisiko?
Iya, kendala tidak hanya timbul dari website yang bersangkutan, tapi juga bisa dari ekspedisi, seller, bahkan cuaca buruk sehingga pengiriman terlambat.
Pernah kok, kiriman di tempat aku terlambat 1 hari karena kurir datang pas aku lagi ke toilet, sehingga dikira tidak ada orang. Kan KZL mas?
Risiko apalagi yang kira-kira timbul pas belanja online? Hmmm, kalo pengiriman lokal sih gak terlalu banyak risikonya, paling sebel sama ekspedisi karena udah ditempelin stiker fragile masih ada datangnya penyok-penyok.
Kalo belanja luar negeri lebih banyak risikonya seperti yang pernah aku post di "Share Website Belanja Online Luar negeri" seperti kena tangkep bea cukai, pengiriman pos terlambat dan sebagainya.
Saranku sih, sebisa mungkin bukti order, screen shot, email yang berkaitan dengan order itu disimpan baik-baik, kalo ada apa-apa kita cepat melakukan follow up atau komplain. Bukan rahasia lagi, kalo penjual itu lebih cepat bergerak saat memproses order dibandingkan menghandle komplain, karena menurut aku dari sisi penjual memang komplain itu lebih kompleks, jadi membutuhkan waktu handle yang lebih lama daripada menyiapkan order.
Untuk belanja offline, simpanlah bukti transaksi baik-baik, daripada zonk ternyata bukti transaksi / struk belanja sudah hilang. Eaaaa nasi udah jadi bubur, tinggal cari lauknya deh..... *pukpuk
7. Jadikan google sebagai sahabat - Be a smart buyer
Pernah gak sih, kena zonk pada saat belanja offline, atau belanja di toko ternyata harga barang yang kita beli itu mahal banget, padahal ternyata di online lebih murah?
Yaa...daripada sudah beli barang lalu posting-posting di socmed ngatain kalo tokonya nipu karena jual kemahalan, padahal murni kesalahan kita karena tidak mengecek harga pembanding, baik online maupun offline. Kondisi seperti ini penjual tidak salah, mau dia naikkin harga 1000x lipat, ya itu kebijakan toko dia. Be a smart buyer :D
No hp? Sama pentingnya, walaupun, beberapa kurir males nelpon. Tapi nomer hp yang tidak aktif membuat pengiriman bakalan lebih lama (yahhh kalo hpnya rusak apa boleh buat)
4. Baca, baca, dan baca
Sis, cara ordernya gimana?
Sis, no rekeningnya mana?
Sis, minta no hpnya yaaa...
Sis, sis,,,ping ping....
Mayoritas situs belanja online lokal biasanya sudah "memajang" hal-hal krusial seperti cara order, no rekening, format order, kontak hp, whatssap dll di halaman depan websitenya, jadi supaya proses order tidak terlalu lama, biasakan membaca informasi penting tersebut sebelum bertanya.
5. Term and Condition
Aku akui, membaca term and condition biasanya kulewatkan, tapi untuk promo-promo, sale, gift card, dan lain sebagainya, and promo yang "too good to be true" sebaiknya kita membaca tulisan kecil-kecil sebelum semangat membelanjakan uang di website tersebut, daripada susah susah-susah add ke cart, eeehhh ternyata zonk.... Yang voucher code tidak dapat dipakai-lah, dan lain sebagainya.
6. Siap terima risiko belanja online
Masih berisiko?
Iya, kendala tidak hanya timbul dari website yang bersangkutan, tapi juga bisa dari ekspedisi, seller, bahkan cuaca buruk sehingga pengiriman terlambat.
Pernah kok, kiriman di tempat aku terlambat 1 hari karena kurir datang pas aku lagi ke toilet, sehingga dikira tidak ada orang. Kan KZL mas?
Risiko apalagi yang kira-kira timbul pas belanja online? Hmmm, kalo pengiriman lokal sih gak terlalu banyak risikonya, paling sebel sama ekspedisi karena udah ditempelin stiker fragile masih ada datangnya penyok-penyok.
Kalo belanja luar negeri lebih banyak risikonya seperti yang pernah aku post di "Share Website Belanja Online Luar negeri" seperti kena tangkep bea cukai, pengiriman pos terlambat dan sebagainya.
Saranku sih, sebisa mungkin bukti order, screen shot, email yang berkaitan dengan order itu disimpan baik-baik, kalo ada apa-apa kita cepat melakukan follow up atau komplain. Bukan rahasia lagi, kalo penjual itu lebih cepat bergerak saat memproses order dibandingkan menghandle komplain, karena menurut aku dari sisi penjual memang komplain itu lebih kompleks, jadi membutuhkan waktu handle yang lebih lama daripada menyiapkan order.
Untuk belanja offline, simpanlah bukti transaksi baik-baik, daripada zonk ternyata bukti transaksi / struk belanja sudah hilang. Eaaaa nasi udah jadi bubur, tinggal cari lauknya deh..... *pukpuk
7. Jadikan google sebagai sahabat - Be a smart buyer
Pernah gak sih, kena zonk pada saat belanja offline, atau belanja di toko ternyata harga barang yang kita beli itu mahal banget, padahal ternyata di online lebih murah?
Yaa...daripada sudah beli barang lalu posting-posting di socmed ngatain kalo tokonya nipu karena jual kemahalan, padahal murni kesalahan kita karena tidak mengecek harga pembanding, baik online maupun offline. Kondisi seperti ini penjual tidak salah, mau dia naikkin harga 1000x lipat, ya itu kebijakan toko dia. Be a smart buyer :D
Cari pula informasi apakah website online yang akan kita tuju terpercaya atau tidak :D
8. Menyikapi komplen, penipuan, jebakan betmen
Sudah hati-hati belanja masih bisa kena tipu? Yaa....marilah kita bereskan kalo begitu.
Cara paling efektif jika kita tidak puas dengan barang yang dibeli adalah: komplain langsung ke toko yang bersangkutan. Tentunya dengan bahasa yang sopan, menggunakan media yang disediakan, dan sabar.
Namanya toko online, apalagi toko yang sudah "besar" memang punya prosedur dalam menghadapi komplen, jadi ya kadang memang tidak secepat kita berbicara dengan pedagang di pasar. Melakukan komplen berulang kali dengan media yang berbeda, menurutku sih kurang efektif, karena laporan akan bertumpuk dan dimulai dari awal lagi. Biasanya jika komplen menggunakan email tidak ditanggapi baru aku beralih ke twitter, live chat, atau facebook.
Gimana kalo ternyata kena tipu?
Bisa dengan membuat laporan blokir rekening, datang langsung ke bank dan tanyakan prosedurnya :D aku juga kurang begitu tau kalo soal ini. Hal ini lebih mudah dilakukan jika kita menggunakan nomer rekening milik sendiri saat bertransaksi, karena jika menggunakan rekening milik teman, saudara, orang tua, maka orang tersebut yang harus melapor.
9. Menggunakan jasa belanja online atau personal shopper
Kalo males ribet, maunya terima beres, dan jarang online, memang paling enak sih menggunakan jasa belanja online saja.
8. Menyikapi komplen, penipuan, jebakan betmen
Sudah hati-hati belanja masih bisa kena tipu? Yaa....marilah kita bereskan kalo begitu.
Cara paling efektif jika kita tidak puas dengan barang yang dibeli adalah: komplain langsung ke toko yang bersangkutan. Tentunya dengan bahasa yang sopan, menggunakan media yang disediakan, dan sabar.
Namanya toko online, apalagi toko yang sudah "besar" memang punya prosedur dalam menghadapi komplen, jadi ya kadang memang tidak secepat kita berbicara dengan pedagang di pasar. Melakukan komplen berulang kali dengan media yang berbeda, menurutku sih kurang efektif, karena laporan akan bertumpuk dan dimulai dari awal lagi. Biasanya jika komplen menggunakan email tidak ditanggapi baru aku beralih ke twitter, live chat, atau facebook.
Gimana kalo ternyata kena tipu?
Bisa dengan membuat laporan blokir rekening, datang langsung ke bank dan tanyakan prosedurnya :D aku juga kurang begitu tau kalo soal ini. Hal ini lebih mudah dilakukan jika kita menggunakan nomer rekening milik sendiri saat bertransaksi, karena jika menggunakan rekening milik teman, saudara, orang tua, maka orang tersebut yang harus melapor.
http://jasaebay.16mb.com/ |
9. Menggunakan jasa belanja online atau personal shopper
Kalo males ribet, maunya terima beres, dan jarang online, memang paling enak sih menggunakan jasa belanja online saja.
Ngomong-ngomong, kamu udah pernah kena "zonk" belanja online gak? Share yuk!
See you in my next post, please drop comment below so we can know your experience too
No comments
Post a Comment